Perjuangan fisik (mencari nafkah) dan mental (sabar dalam mengasuh dan membina rumah tangga) orang yang berkeluarga disetarakan dengan jihad.
وليس من اشتغل بإصلاح نفسه وغيره كمن اشتغل بإصلاح نفسه فقط ولا من صبر على الأذى كمن رفه نفسه وأراحها فمقاساة الأهل والولد بمنزلة الجهاد في سبيل الله
Artinya: “Tentu saja orang yang sibuk mengurus dirinya dan orang lain (keluarganya) tidak sama derajatnya dengan orang mengurus dirinya sendiri (jomblo); dan juga tidak sama derajat orang yang bersabar menahan kecewa ulah keluarga dengan orang yang menghibur dan menyenangkan diri sendiri. Sabar dan bertahan dalam membina anak dan keluarga rumah tangga ngasuh,” (Al-Ghazali).
Perbedaan kedudukan orang yang jomblo (membujang) dan orang yang berkeluarga dapat dimaklumi. Pasalnya, keduanya memiliki beban dan tanggung jawab yang berbeda.
Keduanya memiliki tingkat kesulitan berbeda dalam menjalankan tanggung jawab masing-masing sebagai individu maupun tanggung jawab keluarga.
Baca Juga: Pentingnya Belajar Ilmu Agama yang Perlu diketahui
Rasulullah menegaskan jaminan surga bagi perjuangan dan jihad orang berkeluarga yang sabar menafkahi, mengasuh, mendidik, hingga mengantarkan putrinya ke dalam perkawinan.
ولأبي داود واللفظ له والترمذي من حديث أبي سعيد من عال ثلاث بنات فأدبهن وزوجهن وأحسن إليهن فله الجنة
Artinya: “Dari Abu Sa’id ra, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh tiga putri, lalu mendidik, kemudian mengawinkan, dan memperlakukan tiga putrinya itu, maka ia berhak mendapat surga," (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)," (Al-Ghazali).
Demikian perbedaan kedudukan orang yang jomblo dan orang yang telah berkeluarga berdasarkan sudut pandang Islam.***