Hukum Membaca Niat Puasa Ramadhan untuk Satu Bulan Penuh
Di dalam situs resmi NU Online, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para Ulama mengenai niat puasa Ramadhan untuk satu bulan penuh.
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, yakni KH. A. Idris Marzuqi, melalui karyanya bertajuk "Sabil al-Huda" yang berisikan tentang himpunan wadhifah dan amaliyah, menegaskan bahwa:
Baca Juga: Tata Cara dan Pelafalan Niat yang Sah Puasa di Bulan Suci Ramadhan
"Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya; tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa," (KH. A. Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hlm. 51).
Dalil tentang Niat Puasa Ramadhan
Terkait niat puasa Ramadhan untuk satu bulan penuh, waktu yang tepat untuk meniatkan puasa yakni dilakukan di malam hari, tepatnya setelah maghrib hingga terbit fajar.
Jika niat puasa Ramadhan untuk satu bulan penuh dilakukan di luar waktu itu, maka niatnya menjadi tidak sah dan secara otomatis puasanya juga tidak akan sah.
Hal tersebut sejalan dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam ad-Daru Quthni, yakni:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ {الدار قطني وصحيحه عن عائشة}
"Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya," (H.R. Imam ad-Daru Quthni (21/400)).