Bukan Sekedar Makanan Lebaran, Ini Makna Filosofi dari Ketupat

Tayang: 12 April 2024, 19:48 WIB
Editor: Mamiq Alki
Ilustrasi ketupat lebaran
Ilustrasi ketupat lebaran /Pixabay.com/ignartonosbg

WARTA LOMBOK - Ketupat menjadi salah satu ciri khas dari lebaran Idul Fitri. Ketupat ini seringkali dijadikan sebagai pendamping opor ayam untuk dinikmati bersama keluarga atau kerabat yang datang bertamu usai melaksanakan Salat Id.

Banyak yang lebih memilih memakan ketupat ketimbang nasi saat momentum lebaran. Sebab ketupat dirasa lebih nikmat dimakan bersamaan dengan opor ayam. 

Selain memiliki kenikmatan tersendiri, ternyata ketupat juga memiliki filosofis di dalamnya. Hal inilah yang jarang orang-orang ketahui.

Baca Juga: Jadi Menu Terfavorit saat Lebaran Idul Fitri, Ini Resep dan Cara Pembuatan Opor Ayam yang Mudah dan Lezat

Untuk lebih jelasnya, dilansir Warta Lombok dari postingan akun Instagram.com/@kementerianpertanian pada Jum'at, 12 April 2024, berikut penjelasannya.

Makna Filosofi Ketupat

Ketupat merupakan simbol perayaan Hari Raya Islam di Jawa sejak masa Pemerintah Demak pada abad ke-15. 

Ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Selain itu, ketupat juga merupakan demitologisasi desakralisasi pemuja Dewi Sri yang dimuliakan sejak masa Kerajaan Majapahit dan Pajajaran.

Ada beberapa komponen yang terdapat pada ketupat, di antaranya:

Baca Juga: Gempar Pedagang Kelapa Muda Dadakan Raih Sukses di Bulan Ramadan

1. Beras (Melambangkan nafsu duniawi). 

2. Janur (Jatining nur hati nurani). Janur ini merupakan kepanjangan dari Sejatine Nur, yang artinya yakni manusia berada dalam kondisi suci setelah berpuasa Ramadhan. 

3. Kupat (Ngaku lepat mengaku bersalah). 

4. Anyaman Janur (Kompleksitas masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan tali silaturahmi).

5. Bentuk Ketupat (Kiblat papat "mata angin" limo pancer "kiblat" arah kiblat).

Baca Juga: Ragu Gunakan Minyak Makan Merah? Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya Dibandingkan Minyak Goreng Lain

Diperkenalkan oleh Wali Songo

Ketupat diperkenalkan oleh seorang Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga. Ketupat sendiri berasal dari kata 'kupat' dengan arti ganda yang berarti ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan), antara lain:

1. Luberan (melimpahi);

2. Leburan (melebur dosa);

3. Lebaran (pintu ampunan terbuka lebar);

4. Laburan (menyucikan diri).

Bentuk dan Anyaman Ketupat

Jika diperhatikan, anyaman ketupat memiliki detail rumit, artinya hidup manusia penuh dengan lika-liku. Adapun bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna empat mata angin dan satu pusat yaitu Allah SWT.

Baca Juga: Mixue Mendunia! Perjalanan Inspiratif Zhang Hongchao dari Modal Kecil hingga Magnat Bisnis Terkaya China

Isi Ketupat

Isi daripada ketupat merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Ketika dibelah, warna putihnya melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan.***

Sumber: Instagram @kementerianpertanian


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub