WARTA LOMBOK – Dibutuhkan dukungan ilmu pengetahuan yang tepat untuk rekayasa teknologi yang efisien dalam rangka pemanfaatan lahan kering.
Irigasi curah atau sprinkler merupakan teknologi yang cocok dan sesuai untuk pengembangan lahan kering.
Sistem pengoperasian sprinkler yakni berputar atau disebut sebagai rooting head system. Sistem operasinya terdiri dari sebuah nozzle yang berputar dengan sumbu vertikal.
Baca Juga: Menteri PUPR Meninjau Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu di Jawa Barat pada Hari Libur Nasional
Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter Kementerian PUPR @KemenPU pada 4 April 2021, sebuah nozzle yang berputar dengan sumbu vertikal terjadi karena adanya gerakan memukul.
Akibat adanya gerakan memukul dari alat pemukul yang disebut sebagai hammer blade, nozzle berputar dengan sumbu vertikal.
Sprinkler bergerak karena adanya gaya impuls dari aliran jet semprotan air, kemudian berbalik karena adanya regangan pegas.
Pemanfaatan lahan kering di Indonesia baru dimaksimalkan sebesar 30 persen, pengelolaan lahan kering menggunakan sistem teknologi yang minim.
Sprinkler merupakan hasil inovasi teknologi dari balai irigasi. Dimana sprinkler tersebut terdiri dari Quick Coupling, HD Lower Bearing, Body, Drive Vane, dan Drive Arm,