Seperti diketahui, pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Perairan Bali, titik terang dengan titik magnet melayang secara signifikan yang diduga Nanggala, meski hanya 'diam'.
Titik magnet berkekuatan tinggi itu awalnya ditemukan KRI Pulau Rimau 724 kemarin. Posisinya melayang di kedalaman kurang-lebih 50-100 meter. Kapal itu bisa berperan besar karena mampu memonitor bawah laut.
“Kita mengharapkan salah satu kapal yang memiliki peralatan yang mampu memonitor bawah laut, yaitu KRI Rigel, saat ini sedang berada di dekat,” kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali Jumat, 23 April 2021.
TNI sendiri telah mengerahkan 21 KRI untuk mencari Nanggala-402 beserta seluruh prajurit dan kru kapal, yang total-nya mencapai 53 orang.
Bahkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ikut bergabung langsung pencarian KRI Nanggala-402 dari atas KRI Suharso.
Selain itu ada 4 kapal lain dari kepolisian yang membantu pencarian, yakni Gelatik, Enggang, Barata, dan Balam. Keempat kapal itu disebut dilengkapi dengan ROV atau kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh.
Negara-negara sahabat juga mengirimkan perbantuan kapal seperti kapal MV Swift Rescue dari Singapura, Mega Bakti dari Malaysia masih dalam perjalanan, HMAS Ballarat dan Sirius dari Australia, kapal India dan pesawat Poseidon dari Amerika Serikat.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan oksigen di kapal selam tersebut hanya tersedia sampai hari Sabtu, 24 April 2021 pukul 03.00 WIB.