Dirut Garuda Indonesia Sebut GIAA Berada di Zona Merah dan Ekuitas Minus, Yenny Wahid: Kami Sedang Berjuang

- 31 Mei 2021, 06:16 WIB
Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid)
Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) /@yennywahid

WARTA LOMBOK - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dinilai memiliki warisan masalah yang sangat besar. Meskipun begitu, dia berharap agar maskapai pelat merah itu jangan sampai dipailitkan.

Hingga kini badan usaha milik negara (BUMN) sektor penerbangan komersial itu dilanda berbagai persoalan.

Yenny menyatakan bahwa pihaknya berjuang keras agar GIAA tidak dipailitkan. Garuda Indonesia (GIAA) memang memiliki rapor merah dalam aspek keuangan di antaranya nilai utang pada 2021 yang mencapai Rp70 triliun.

Baca Juga: Politisi Demokrat Sebut KPK 'Mati Kutu' di Era Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Ada yang Takut Kehilangan Jabatan

"Banyak yang tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan. Problem warisan Garuda besar sekali, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tidak efisien," tulis Yenny, seperti dilansir wartalombok.com dari Twitter @yennywahid, pada Minggu, 30 Mei 2021.

Di tengah kondisi yang amat buruk itu, dia menilai bahwa GIAA harus diselamatkan. Alasan utamanya karena Garuda Indonesia merupakan maskapai yang menjadi wajah Indonesia karena berstatus pelat merah.

"Namun, Garuda adalah national flag carrier kita. Harus diselamatkan. Mohon support & doanya," jelas Yenny.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Kemenkes Bantah Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet

Sebelumnya, direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan dalam pernyataannya kepada karyawan perusahaan bahwa emiten penerbangan pelat merah itu berada dalam kondisi berat secara finansial.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Twitter @yennywahid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah