Anis Matta: Masalah COVID-19 Miliki Dimensi Geopolitik

- 6 Juli 2021, 16:12 WIB
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan masalah COVID-19 saat ini memiliki dimensi geopolitik yang sangat tinggi karena kemungkinan terburuknya digunakan sebagai senjata biologi dalam konflik tersebut.
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan masalah COVID-19 saat ini memiliki dimensi geopolitik yang sangat tinggi karena kemungkinan terburuknya digunakan sebagai senjata biologi dalam konflik tersebut. /Foto: Dok. Gelora.

"Misalnya tentang keburukan dan kelebihan dari tiap vaksin yang digunakan, karena ada instrumen pertarungan kepentingan global," katanya.

Selain itu, Anis Matta menilai bahwa persoalan paling besar yang dihadapi bangsa Indonesia di masa pandemi ini, yaitu ketidakpastian informasi tentang Covid-19 yang simpang-siur.

Menurutnya, itu terjadi akibat banyaknya informasi saintifik bercampur informasi hoaks yang begitu cepat menyebar di tengah masyarakat, serta pengetahuan dokter tentang masalah Covid-19 yang masih terbatas.

Anis Matta menyebutkan bahwa hal tersebut menimbulkan adanya serangan besar terhadap optimisme.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa diperlukan pendekatan keagamaan karena agama adalah sumber optimisme, bukan sumber fatalisme.

Baca Juga: Kapal Ever Given Bakal Dibebaskan 7 Juli Nanti, Usai Nyangkut di Terusan Suez

"Agama menjadi langkah awal untuk memahami persoalan Covid-19 dan dapat menjauhkan diri dari sikap fatalis. Agama harus jadi sumber optimisme dan otorisasi sains jadi referensi utama menghindarkan disinformasi publik," katanya.

Anis Matta mengutip dalil yang menyebutkan bahwa Allah swt tidak pernah menurunkan suatu penyakit, tetapi juga bersamanya menurunkan obatnya.

Menurutnya, agama menyuruh manusia bergantung pada Sang Pencipta, termasuk mencari kesembuhan dan obat dari penyakit Covid-19.

"Kemudian mengikuti seluruh rekomendasi dokter dan para saintis yang berhubungan dengan penyakit itu. Jadi, makna tawakal tidak boleh jadi sumber fatalisme, tetapi justru menjadi sumber optimisme. Di sinilah kita melangkah untuk menghadapi persoalan ini," katanya.***

Halaman:

Editor: M. Syahrul Utama

Sumber: Keterangan tertulis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah