Inflasi Triwulan 1 2024: Perawatan Pribadi Penyumbang Baru Inflasi Bulan Ramadhan

- 1 April 2024, 19:49 WIB
Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti
Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti /Karawangpost/Foto/IG-@bps_statistics

WARTALOMBOK - Dalam sebuah zoom meeting yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 1 April 2024, Amalia A. Widyasari, PLT Kepala BPS, mengumumkan perkembangan terbaru mengenai tingkat inflasi di Indonesia. Menurut laporan resmi yang dirilis pada acara tersebut, terjadi peningkatan signifikan dalam tingkat inflasi, khususnya pada bulan Maret 2024 yang bertepatan dengan momen Ramadan.

 

Menurut Amalia A. Widyasari, pada bulan Maret 2024 terjadi inflasi sebesar 0,52% secara bulanan, yang menunjukkan kenaikan dari indeks harga konsumen (IHK) dari 105,58 pada bulan Februari 2024 menjadi 106,13 pada bulan Maret 2024. Peningkatan ini juga tercermin dalam inflasi tahunan (year-on-year) sebesar 3,05% dan inflasi year to date sebesar 0,93%.

 

Pada bulan Maret 2024, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan laju inflasi mencapai 1,42%. Komoditas seperti telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih menjadi faktor utama yang memicu kenaikan harga. Namun, tidak semua komoditas mengalami kenaikan harga, beberapa di antaranya bahkan mengalami deflasi, seperti cabai merah dan tomat.

 

Amalia juga menyampaikan bahwa sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, dengan provinsi Sulawesi Utara mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,07%, sementara Maluku mengalami deflasi terdalam sebesar 0,46%.

 

Namun, yang menarik adalah perbandingan inflasi pada bulan Ramadan tahun 2024 dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun inflasi pada bulan Ramadan tahun 2024 (0,52%) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa meskipun momen Ramadan cenderung memicu peningkatan inflasi, namun peningkatannya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.

 

Jenis pengeluaran yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan Ramadan 2024 juga mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tetap menjadi penyumbang utama inflasi, kelompok perawatan pribadi dan lainnya juga memberikan kontribusi signifikan.

 

"inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya adalah 0,7% dengan andil kelompok dari kelompok tersebut andil inflasinya sebesar 0,04% month to month kenaikan andil kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya ini didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan yang memberikan andil tertinggi di kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dan juga tadi sudah saya sampaikan ini dipengaruhi oleh harga naiknya harga emas di pasar global,""ungkap amalia

 

Di sisi lain, kelompok transportasi, yang biasanya menjadi penyumbang inflasi pada momen Ramadan, mengalami kontribusi yang lebih rendah, terutama disebabkan oleh deflasi pada tarif angkutan udara.

 

"Peningkatan inflasi pada bulan Maret 2024, khususnya dalam momen Ramadan, menunjukkan dinamika ekonomi yang perlu terus dipantau. Meskipun terjadi kenaikan, namun kita melihat bahwa trennya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Perubahan dalam jenis pengeluaran yang menyumbang inflasi juga menarik untuk diperhatikan, menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat."pungkasnya*

Editor: Ahmad Riadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah