Hujan Imlek dan Bau Nyale : Koneksitas Mitologis dalam Satu Makna

- 19 Januari 2022, 16:09 WIB
Muhammad Awaludin.
Muhammad Awaludin. /Dok. Warta Lombok/Mamiq Alki

Oleh : Muhammad Awaludin 
Dosen Ilmu Falak UIN Mataram dan Pengkaji Kalender Rowot Sasak
[email protected]

WARTA LOMBOK - Imlek merupakan sebuah momentum bagi masyarakat Cina Tionghoa dalam mengungkapkan rasa syukur serta harapan baru pada tahun yang akan datang.

Imlek secara sederhana bisa disebut sebagai perayaan tahun baru, walau pada awalnya Imlek adalah pesta untuk menyambut datangnya musim semi. Karena mayoritas penduduk Tiongkok kala itu menggantungkan hidupnya dari bertani. Hal ini berkaitan dengan para petani yang merasa hidup kembali setelah mengalami "kematian" pada musim dingin yang suram.

Baca Juga: Sejarah Tradisi Bau Nyale, Pengorbanan Putri Mandalika

Baca Juga: Festival 'Bau Nyale' Bakal Digelar 20 - 21 Februari 2022 Dimeriahkan Grup Band Papan Atas Tanah Air

Tahun Baru Imlek juga melambangkan keharmonisan dalam tata kehidupan di muka bumi. Untuk itu, perayaan Imlek menjadi momentum ungkapan syukur dan terima kasih atas kebaikan alam.

Imlek dan Momentum Tradisi

Imlek tidak hanya merupakan sebuah perayaan hiruk pikuk pergantian tahun semata, lebih dari itu imlek merupakan satu akar budaya di mana saat perayaan itu berlangsung, seluruh keluarga berkumpul dan bersama-sama secara khusyuk mengenang leluhurnya.

Selama perayaan Imlek, masyarakat Cina Tionghoa merayakannya dengan sembahyang Imlek, sembahyang pada Thian, dan perayaan Cap Go Meh yang bertujuan sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapatkan rezeki yang lebih banyak.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah