Lantai masjid sepenuhnya tanah, tingginya kurang semeter dari fondasinya. Ukuran mihrab dan pengimaman menyesuaikan ukuran bangunan. Mimbar khatib yang terdiri dari bahan bambu terasa terlalu kecil.
Dan yang paling mencolok adalah sebuah bedug pusaka yang sangat jarang ditabuh.
Berdasarkan catatan para pemerhati sejarah dan kebudayaan Sasak disebutkan bahwa bentuk dasar masjid-masjid di Lombok sebagian besar sama.
Seperti masjid Rambitan Lombok Tengah, masjid Gunung Pujut Lombok Tengah, masjid Songak Lombok Timur dan Masjid Bayan Beleq Lombok Utara, di bawah kaki Gunung Rinjani.
Baca Juga: Pesona Pantai Kuta Mandalika Lombok dan Keunikan Sejarahnya, Bisa Jadi Wisata Utama KEK Mandalika
Empat masjid itu disebut-sebut dan sama-sama mengklaim sebagai masjid kuno Sasak.
Masjid-masjid tua dan bersejarah itu, secara umum, tak ada kerusakan berarti pasca gempa beruntun baru-baru ini.
Masjid kuno Rembitan di Lombok Tengah, yang diperkirakaan berdiri akhir abad ke-16, memiliki posisi tersendiri.
Sepintas tidak ada perbedaan, tetapi jika ditelisik lebih seksama memiliki beberapa bagian yang relatif lebih partikular dan utuh. Misalnya, pada puncak atap tumpangnya atau tajuk mangkurat (susunan jagad) dalam perbendaharaan Jawa, terdapat ornamen burung dari kayu yang berukuran sangat kecil.
Pada beberapa masjid tua di Jawa, seperti masjid pribadi milik Ki Ageng Gribig, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, terdapat juga ornamen burung kayu pada puncak atapnya.