Macam-Macam Senggeger Sasak Lombok, Kegunanaan serta Cara Menyikapinya

- 28 Februari 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi/ Senggeger Sasak Lombok dibagi menjadi beberapa bagian tergantung jenis dan tujuan penggunaannya.
Ilustrasi/ Senggeger Sasak Lombok dibagi menjadi beberapa bagian tergantung jenis dan tujuan penggunaannya. /Pixabay/Free-Photos

WARTA LOMBOK - Mantra Senggeger Sasak Lombok sangat beragam, masyarakatnya mempercayai adanya ilmu putih dan ilmu hitam.

Merujuk dari hal tersebut masyarakat Sasak kemudian membedakan senggeger menjadi dua jenis, yaitu Senggeger aliran putih (sengasih-asih, puji, dan sebagainya) dan Senggeger aliran hitam (pelet).

Dikutip Warta Lombok.com dari buku Pelet Dokumen, kedua jenis Senggeger tersebut dibagi lagi menjadi beberapa macam, di antaranya senggeger aliran putih (sengasih-asih atau puji) merupakan mantra senggeger Sasak Lombok yang di dalam bacaannya (bahasanya) terdapat kalimat-kalimat Allah, seperti di awali dengan Basmalah dan diakhiri dengan kalimat syahadat.

Baca Juga: Saeva Silvia, Gadis Asal Batukliang Berhasil Menjadi Pemenang Ajang Pemilihan Puteri Mandalika 2021

Baca Juga: Mengaku Jenderal Narkoba dan Menantang Polisi di Facebook, Seorang Pria di Dompu Akhirnya Ditangkap Aparat

Aturan penggunaanya pun tidak terlalu menyimpang. Adapun nama-nama dari sengasih-asih atau puji seperti Senggeger Nabi Daud, Senggeger Nabi yusuf, Senggeger Nabi Sulaiman dan Senggeger Pengemus Panji Ayu Fatimah.

Sebenarnya masih banyak nama-nama senggeger Sasak Lombok yang mempunyai bahasa atau bacaan yang beraneka ragam, daerah Lombok Timur mempunyai bahasa tersendiri untuk membahasakannya, begitupun halnya dengan daerah Lombok Barat, Tengah dan Utara.

Nama- nama Senggeger yang familiar dan khas produk nenek moyang orang Lombok seperti sengeger Kecial Kuning, Jaran Guyang, Turun Tangis dan lain sebagainya.

Senggeger sperti Kecial Kuning, Jaran Guyang, dan Turun Tangis tersebut merupakan mantra senggeger yang bahasanya berciri khas Sasak Lombok tanpa ada campuran bahasa dari bahasa Arab, bahasa Kawi, maupun Bali.

Sementara itu Senggeger aliran hitam (pelet) merupakan mantra Senggeger yang di dalamnya tidak terungkap atau terdapat kalimat-kalimat tauhid dari awal sampai akhir.

Baca Juga: Grand Final Pemilihan Puteri Mandalika Tahun Ini Digelar Terbatas dalam Suasana Pandemi Covid-19

Baca Juga: Menjadi Guru Honorer Tidak menjadi Penghalang Nurul Wahidah Bekerja Sampingan Sebagai Penjual Donat

Inilah kepercayaan orang Sasak Lombok mengenai senggeger aliran hitam. Mungkin yang menjadi tolak ukurnya adalah cara penggunaannya yang terkadang menyimpang dari syariat.

Pada hakikatnya di dalam menjalani kehidupan ini, semua yang terkait dengan permasalahan hidup kita sandarkan dan serahkan kepada Tuhan. Apalagi tentang cinta, asalkan kita sudah berusaha secara rasional.

Dalam artian, kita sudah berbuat baik terhadapnya, mengungkapkan perasaan kita kepadanya dengan tulus, kemudian dia meresponnya dengan respon yang tidak kita inginkan (menolak cinta kita), berarti pintu hatinya belum dibuka oleh Tuhan untuk kita.

Lalu alternatif yang kita lakukan ialah bersabar dan mohon kepada Tuhan dengan jalan yang sudah ditentukan oleh syariat, baik itu lewat sholat dan zikir lalu berdoa. Bukan malah cinta ditolak dukun bertindak.

Kalau hal yang demikian yang menjadi alternatif manusia dalam menyelesaikan perkara hidup, berarti tidak ada kepercayaan atas dirinya dan sama halnya tidak percaya terhadap kekuasaan Tuhan.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x