Pariwisata NTB Berharap Segera Pulih, Umbu: Kami Ingin Vaksin Covid-19 Diutamakan Bagi Pelaku Wisata

13 Desember 2020, 09:21 WIB
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) mendapatkan dana hibah sekitar Rp.13,59 miliar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memulihkan kondisi hotel dan restoran yang terpuruk di tengah pandemi COVID-19 khususnya di Kabupaten Lombok Barat. /ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

WARTA LOMBOK – Program vaksinasi diyakini sebagai satu-satunya solusi untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

Pemerintah mencanangkan program vaksinasi melalui imunisasi dan vaksin dengan harapan agar kesehatan masyarakat tidak semakin terganggu dan segera keluar dari serangan virus COVID-19.

DPD Asosiasi Perjalanan Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Barat berharap pemerintah provinsi memprioritaskan pendistribusian vaksin COVID-19 kepada pelaku pariwisata karena sektor tersebut paling merasakan dampak semenjak kasus itu masuk ke Tanah Air.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba, BPOM dan MUI Komitmen Kawal Keamanan dan Kehalalan Vaksin

"Ini harapan kita, vaksin COVID-19 juga diutamakan kepada pelaku wisata. Jangan wisatawan sudah divaksin tapi pelaku belum divaksin," ujar Ketua DPD Asita NTB Dewantoro Umbu Joka di Mataram, Jumat, 11 Desember 2020 seperti dikutip Warta Lombok.com dari Antara.

Umbu berharap kehadiran vaksin tidak hanya untuk melandaikan kurva penambahan kasus tapi juga memulihkan sektor pariwisata.

"Kami di sektor pariwisata sudah cukup menderita selama pandemi COVID-19. Tentunya kami sangat menyambut baik dengan adanya vaksin. Karena dengan adanya vaksin, pastinya ekonomi bisa kembali pulih, terlebih lagi NTB sudah ditetapkan sebagai destinasi superprioritas nasional," ucap Umbu.

Umbu menilai, vaksinasi akan mendukung upaya pemerintah yang tengah mulai menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di sektor pariwisata.

Baca Juga: Iran Eksekusi Mati Seorang Jurnalis yang Dituding Anti Pemerintah

Baca Juga: Foto V BTS Tak Terlihat di Poster 2020 APAN Music Awards, ARMY Protes, Dikoreksi Fans Indonesia

"Kami sangat mendukung program pemerintah seperti kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) agar fokus juga mengenai kesehatan dan konsumen kita tetap menjaga kesehatan," kata Umbu.

Pemerintah Provinsi NTB rencananya akan mendapat jatah sebanyak 50 vaksin COVID-19 di tahap pertama.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi, mengatakan untuk tahap pertama vaksinasi diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, personil TNI/Polri, Sat Pol PP dan ASN yang jumlahnya mencapai 50 ribu orang.

"Untuk tenaga kesehatan baik yang ASN maupun non ASN, termasuk petugas kesehatan yang magang di Puskesmas dan rumah sakit itu semua menjadi prioritas utama, karena mereka berada di garis terdepan," ujarnya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Dibayar Secara Mandiri, dr Tirta: Kukira Gratis Semua

Baca Juga: Warga Satu Desa di Sulawesi Tenggara Golput Karena Kecewa, Begini Kronologinya

Vaksinasi di tahap pertama, kata dr Eka akan dilaksanakan di bulan Januari 2021 tetapi tanggal dr Eka belum bisa memastikan tanggal pastinya.

"Petunjuk teknisnya belum turun dari Kementerian Kesehatan. Karena ini terkait persiapan yang harus kita lakukan di daerah," terang dr Eka.

Menurutnya, sejauh ini pihaknya belum mengetahui jenis vaksin COVID-19 yang nantinya dikirim Kemenkes untuk NTB. Sebab, dari informasi yang diterimanya ada tiga vaksin. Bahkan, dalam surat keputusan (SK) Menteri Kesehatan ada empat jenis vaksin yang beredar di Indonesia.

"Jadi dari tiga merek vaksin itu kita belum tahu mana yang turun ke NTB. Karena sosialisasi dan pelatihan itu sesuai dengan vaksin yang dikirim ke NTB. Kemudian, kita lakukan screening kepada orang-orang yang akan divaksin," jelasnya.

Baca Juga: DPR Dukung Hapus Kekerasan Seksual dan 'Bullying' di Lingkup Pendidikan

Baca Juga: Lisa BLACKPINK Akhirnya Pamer Dahi, Fans Terpukau dengan Kecantikannya

Eka menambahkan, bagi pasien yang pernah dinyatakan COVID-19 tidak akan diberikan vaksin.

"Pasien yang sudah kena COVID-19 tidak akan divaksin. Begitu juga yang memiliki penyakit komorbit berat tidak akan divaksin. Jadi yang divaksin itu berumur 18-59. Kalau anak-anak dan lansia tidak divaksin," katanya.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler