Viral Video Azan 'Hayya Alal Jihad' Sambil Pegang Senjata, Ramai Dikecam Cendekiawan Muslim

- 1 Desember 2020, 20:46 WIB
Tangkapan layar video azan dengan lafadz 'hayya alal jihad'
Tangkapan layar video azan dengan lafadz 'hayya alal jihad' /twitter.com/@amrudinnejad__

WARTA LOMBOK - Beredar video kumandang azan 'Hayya Alal Jihad' mendapat banyak reaksi dari warganet termasuk komentar beberapa Cendekiawan Muslim.

Dalam video tersebut terlihat kumpulan orang dan salah seorangnya melantunkan azan 'Hayya Alal Jihad' setelah membaca dua kalimat syahadat.

Lafadz "Hayya Alash-Sholah" (marilah kita sholat) lantas dipermak menjadi 'Hayya Alal Jihad' (marilah kita berjihad).

Baca Juga: Agar Internetan Lancar, Berikut Tips Memperkuat Sinyal WiFi

Dilansir Warta Lombok.com dari Jurnal Presisi dengan artikel "Viral Azan 'Hayya Alal Jihad', Sayid Machmoed BSA: 'Frustrasi, Depresi, Habis Itu Gantung Diri", video tersebut lantas dikecam oleh banyak warganet.

Lantunan azan berdurasi 30 detik itu diunggah sebuah akun @amrudinnejad__ di media sosial Twitter

Cendekiawan NU, Ayang Utriza Yakin, mengecam keras video itu melalui akun twitternya.

"Siapapun yg menggelorakan jihad di NKRI, apalagi ditambah dm Azan/Iqomah, maka @DivHumas_Polri @Puspen_TNI segera cari orang2 di video ini & kelompok2 itu u/ ditangkap & dimintai keterangan!".

"Cepat bertindak, jk tidak, akan semakin besar pemikiran teroris ala al-Qaeda & ISIS ini!." Cuitan ini diunggah melalui akun @Ayang_Utriza pada Senin 30 November 2020.

Baca Juga: Positif Covid-19, Anies Baswedan Jalani Isolasi Mandiri di Rumah Dinas

Adapun video ketiga yang diunggah akun @Prahasta_1 terlihat beberapa orang lantunkan azan dengan lafadz yang sama sembari memegang senjata tajam.

Sayid Machmoed Bin Syekh Abu Bakar (BSA) turut menanggapi unggahan akun tersebut.

"Sudah frustrasi, bentar lagi depresi, habis itu gantung diri." cuitan ini diposting pada Senin, 30 November 2020 melalui akun @sayidmachoed.

Cendekiawan muslim lainnya, Ustadz Ibnu Kharish LC, M. hum menjelaskan riwayat perubahan lafal adzan.

"Pada masa awal-awal korona, kita juga pernah dengar seorang muazin dari Kuwait yang mengganti "hayya 'alas sholah" dengan "shollu fi buyutikum atau shollu fi rihalikum" 'shalat lah di rumah kalian masing-masing'.

Nah, kalau yang ini ada riwayat dan landasannya." Salah satu rangkaian cuitan yang diunggah melalui akun pribadi, @Ustadz_Ahong pada Senin, 30 November 2020.

Baca Juga: Anies Baswedan Positif Covid-19, Dewi Tanjung Bilang Sesuatu yang Kurang Pantas

Kemudian dilanjutkan ke beberapa cuitan lainnya, yaitu:

“Apabila engkau telah selesai mengumandangkan asyhadu alla ilaha illallah asyhadu anna muhammadan rasulullah, maka janganlah mengucapkan hayya alas shalah (mari kita shalat), ucapkanlah shallu fi buyutikum (shalatlah kalian di rumahmu).”

Maka sebagian sahabat seolah-olah mengingkari hal itu. maka Abdullah bin Abbas berkata: “Kamu heran dengan hal ini? Padahal ini sudah dikerjakan oleh seorang yg jauh lebih dari sy yaitu Nabi SAW.,

Beliau SAW adalah kepastian, dan saya kurang suka menyuruh keluar rumah sehingga kamu berjalan di tanah becek dan berlumpur.” (H.R. Muslim). Jadi shollu fi rihalikum atau fi buyutikum menggantikan hayya 'alas sholah itu ada landasannya.

Baca Juga: Duduk di Pantai Batas Senja Kota Mataram, Dapat Melihat Keindahan Gunung Agung Karangasem

Konteks mengganti azan waktu itu memang karena ada banjir. Jadi umat Muslim tidak bisa shalat di masjid. Bagaimana dengan "hayya 'alal jihad?" 'marilah kita berjihad' ditambahi atau menggantikan 'hayya 'alas sholah' pas azan?

Setahu saya, dalam literatur Syiah itu ada penambahan redaksi azan "hayya 'ala khairil 'amal" (marilah melakukan kebaikan) setelah "hayya 'alal falah". Ini konon pernah dilakukan oleh sahabat Ali. Kalau ulama Sunni tidak pernah menambahi redaksi azan, apalagi menggantinya.

Dalam syarah al-Muhadzab, terdapat pendapat dari kalangan ulama mazhab Syafii yang menyatakan bahwa makruh menambahkan redaksi azan dengan hayya 'ala khairil 'amal. (al-Bahr al-Raiq, juz 1, hal 275).

Walaupun demikian, masih ada ulama yang menoleransi penambahan "hayya 'ala khairil 'amal". Walaupun jihad dari zaman Nabi, sahabat, dan tabiin itu udah ada, tapi saya tidak pernah menemukan riwayat bolehnya menambahkan "hayya 'alal jihad", pungkasnya.***(Jurnal Presisi/Yudha)

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Jurnal Presisi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah