Ekonomi Indonesia Mengalami Pertumbuhan Minus Pada Tahun 2020, BPS: Dampak Dari Wabah Covid-19

- 5 Februari 2021, 15:19 WIB
Ilustrasi perlambatan ekonomi.
Ilustrasi perlambatan ekonomi. /pixabay.com/AhmadArdity

WARTA LOMBOK – Sepanjang tahun 2020 beberapa negara di dunia termasuk Indonesia mengalami dampak perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ekonomi yang melambat ini disebabkan oleh mewabahnya virus Covid-19 yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Indonesia sebagai salah satu negara yang terdampak Covid-19 juga mengalami pertumbuhan ekonomi minus dengan kontraksi sekitar 2,07 persen.

Baca Juga: Pemerintah Mencatat Transaksi Ekonomi Digital Meningkat Selama Pandemi

Lambatnya pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia merupakan yang pertama sejak tahun 1998, dan menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia dipengaruhi oleh krisis moneter. Sementara pada tahun 2020 ini, perlambatan ekonomi Indonesia dipengaruhi pandemi Covid-19.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi minus Indonesia pada tahun 2020 ini diakibatkan oleh masifnya wabah virus Covid-19.

"Kalau 1998 karena krisis moneter, pada 2020 ekonomi mengalami kontraksi karena pandemi Covid-19," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 5 Januari 2021 sebagaimana dilaporkan Antara.

Kontraksi ekonomi di tahun 2020 menurut catatan BPS disebabkan konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor masih tumbuh negatif. Komponen-komponen pengeluaran ini merupakan penyumbang PDB terbesar.

Selain Indonesia, banyak negara-negara besar di dunia yang juga mengalami perlambatan ekonomi minus seperti Amerika Serikat dengan perlambatan sebesar 3,5 persen, Uni Eropa sebesar 6,4 persen dan Korea Selatan dengan 1 persen.

 Baca Juga: 4 Penyanyi Indonesia Masuk Dalam Daftar 100 Selebriti Asia Paling Berpengaruh di Media Sosial

Baca Juga: Data Siswa Madrasah Terdeteksi Ganda dan Fiktif di Sekolah Naungan Dikbud Kabupaten Lombok Timur

"Banyak negara-negara yang mengalami kontraksi, pengecualian hanya di China dan Vietnam yang tumbuh positif masing-masing 2,3 persen dan 2,9 persen," tambah Suhariyanto.

Kendati demikian, sektor yang cukup mengalami perlambatan adalah konsumsi pemerintah sekitar 3,26 persen. Hal ini karena adanya perlambatan belanja pegawai maupun perjalanan dinas.

Sementara itu, pada sektor lapangan usaha, sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial menjadi penopang perekonomian Indonesia pada 2020.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi di sektor informasi dan komunikasi cukup tinggi yaitu sekitar 10,58 persen karena kenaikan permintaan dari masyarakat karena WFH (Work From Home).

Meski Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif, tetapi BPS mencatat perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan dan optimism pada triwulan IV-2020.

 Baca Juga: Bupati Sukiman Azmy Instruksikan Semua Desa Menyediakan Rumah Isolasi Covid-19

Baca Juga: Begini Cara Klaim Token Listrik Gratis Periode Bulan Februari, Buruan Sebelum Terlambat

Sektor ekonomi pada triwulan IV-2020 mengalami minus 2,19 persen setelah pada triwulan II dan III-2020 mengalami minus 5,32 persen dan 3,49 persen.

Optimisme kenaikan sektor ekonomi pada triwulan IV-2020 merupakan imbas dari kebijakan pemerintah yang terus menerus memberikan stimulus belanja dan terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan disiplin protokol kesehatan serta adanya penemuan vaksin.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x