Vaksinasi Perlindungan Terdepan Upaya Negara Melindungi Lapisan Masyarakat

- 25 November 2020, 08:46 WIB
Ilustrasi Vaksin.
Ilustrasi Vaksin. /PIXABAY.com/ Gerd Altmann

WARTA LOMBOK - Tak ada selain peningkatan imunisasi masih menjadi cara paling ampuh dalam mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya yang berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Para pakar kesehatan terus-menerus mengkampanyekan vaksinasi atau imunisasi kepada masyarakat luas. Pasalnya, terlihat dari para pakar kesehatan terus-menerus mengkampanyekan vaksinasi atau imunisasi kepada masyarakat luas.

Walaupun upaya bersama Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terus dilakukan untuk meyakinkan masyarakat tidak takut divaksin, karena vaksin sudah melewati uji klinik dan pemastian keamanan serta kemanjurannya, tetapi sebagian kecil masyarakat masih ada yang enggan untuk divaksin dan masih mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar vaksin.

Pada prinsipnya, vaksinasi akan membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu. Hal ini tentu berbeda dengan kekebalan alami tubuh yang muncul setelah seseorang diserang penyakit.

Baca Juga: Negara yang Menemukan Vaksin Covid-19, Memiliki Hak Cipta dan Bisa Memonopoli Pasar dan Harga

Pada kondisi tersebut, perlu ada fase sakit dulu sampai akhirnya sembuh dan kebal.

Karena proses produksi vaksin telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan, dimulai dari pra uji klinik pada hewan, dilanjutkan dengan tiga tahap uji klinik pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel "Vaksin Upaya Serius Negara Melindungi Masyarakat", Dalam keterangannya, Dokter Spesialis Anak, dr. Endah Citraresmi, Sp.A (K), dari Yayasan Orang Tua Peduli mengatakan. vaksinasi akan membuat seseorang memiliki kekebalan tubuh sehingga tidak perlu melalui fase sakit saat diserang virus atau bakteri tertentu.

Baca Juga: Nikmati Gratis Ongkir Sepuasnya dan Cashback Kilat di Shopee Gajian Sale!

"Hal ini tentu berbeda dengan kekebalan alami tubuh yang muncul setelah seseorang diserang penyakit. Pada kondisi tersebut, perlu ada fase sakit dulu sampai akhirnya sembuh dan kebal”, ujarnya dalam Dialog Produktif bertema Imunisasi Aktif: Mewujudkan Kualitas Hidup yang Lebih Baik yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa 24 November 2020.

Lebih lanjut lagi, dr. Endah menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya pada informasi tidak benar mengenai vaksin dan imunisasi.

Vaksin yang sudah beredar telah dipastikan keamanannya. Karena proses produksi vaksin telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai prosedur keamanan, dimulai dari pra uji klinik pada hewan, dilanjutkan dengan tiga tahap uji klinik pada manusia, hingga akhirnya mendapat izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat vaksin beredar di masyarakat, BPOM dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) tetap dan terus memantau vaksin tersebut.

Baca Juga: Bagi Guru Honorer dan Tenaga Kependiidikan Non-PNS yang Mau Dapat BSU Kemendikbud, Berikut Syaratnya

Sebagai contoh pemantauan, laporan KIPI dari catatan vaksinasi MR fase 1 tahun 2018 memperlihatkan, sangat sedikit sekali kejadian ikutan pasca imunisasi yang terkait langsung dengan pemberian vaksin.

“Laporan KIPI hanya 255 dari 35 juta dosis vaksin, dan ternyata setelah diperiksa hanya 18 kasus yang berhubungan langsung dengan imunisasi, yang lainnya adalah kebetulan”, kata dr. Endah.

Dia menyebutkan, kejadian ikutan yang paling umum terjadi pasca imunisasi adalah reaksi ringan seperti nyeri dan bengkak di sekitar lokasi penyuntikan.

Reaksi ini alamiah dan bisa sembuh dalam waktu singkat. Dibandingkan dengan reaksi ringan tersebut, manfaat vaksin jauh lebih besar.

Baca Juga: Ibrahimovic Protes EA Sports yang Tanpa Izin Menggunakan Nama dan Wajahnya di Game FIFA 21

“Penyakit berat yang bisa mengakibatkan kecacatan dan kematian, kita buat vaksinnya. Itulah kenapa angka kematian balita di Indonesia jauh menurun dibandingkan sebelum ditemukan vaksin. Misalnya pada kasus pneumonia di Indonesia yang turun karena sudah ditemukan vaksinnya, dan itu adalah penyakit yang paling banyak menimbulkan kematian pada balita”, ujar dr. Endah.

dr. Endah pun menegaskan pada intinya, tidak ada pemerintah manapun yang mau mengorbankan warga negaranya.

Semua negara baik negara maju maupun negara berkembang membuat vaksin. Sebenarnya negara sudah menjamin keamanan vaksin. Bahkan negara tetap aktif memantau keamanan vaksin untuk melindungi warga negaranya.

Baca Juga: Pada 25 November Hari Guru Nasional, Di Peringati Sejak Proklamasi, Ini Sejarah HGN di Indonesia

“Vaksin ini sangat penting, tidak hanya untuk anak tapi juga bagi orang dewasa dan lansia. Dengan vaksin kita menjaga agar kita tetap sehat dan produktif, dan untuk anak-anak kita, vaksin berguna agar tumbuh kembangnya menjadi lebih baik”, kata dr. Endah.*** (Pikiran Rakyat/Julkifli Sinuhaji)

Editor: LU Ali

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah