Terapkan WFH Karena Pandemi, Berikut Bahaya WFH dan Bagaimana Cara Mengatasinya

- 1 Agustus 2021, 09:05 WIB
Ilustrasi WFH
Ilustrasi WFH /Pixabay/Free-Photos

WARTA LOMBOK - Di seluruh dunia para manajer masih khawatir mengenai produktivitas karyawan mereka yang harus kerja WFH.

Banyak gangguan di rumah yang membuat para karyawan susah untuk fokus bekerja mulai dari anak-anak, hewan peliharaan hingga cucian. Ironisnya yang membuat seseorang tidak produktif yaitu ketika mereka terlalu banyak bekerja.

Karyawan virtual, ironisnya bekerja lebih lama daripada saat mereka bekerja di kantor walaupun tanpa bos dan insentif tambahan. Kerja yang lebih panjang ini mengarah pada kelelahan karyawan yang di luar batas normal yang berpengaruh pada kesehatan serta jenjang karir mereka. Berikut adalah 5 tanda umum tanda bahaya kelelahan WFH:

1. Menghindari Pekerjaan

Baca Juga: Rusia Terlambat Sediakan Data Vaksin, Brasil Batalkan Kontrak Vaksin Covid-19 Milik Rusia

Baca Juga: Menyerah Hadapi PPKM, Puluhan Pedagang di Pantai Ampenan NTB Angkat Bendera Putih

Karyawan yang lelah acap kali membiarkan inbox email mereka tak terbaca, mengacuhkan panggilan telepon, dan telat hadir meeting. Ketika karyawan merasa jenuh bekerja, mereka akan melakukan apapun kecuali kerja.

2. Performa menurun

Di gejala awal kelelahan, otak kita secara konstan ada dalam kondisi stres dimana membuat otak berada dalam kondisi bertahan sehingga membuat kita tak lagi berambisi ataupun bertanggung jawab.

3. Apatis atau Kelelahan

Jika Anda tak lagi bangga akan pencapaian Anda, menelantarkan kebiasaan Anda mengurus diri, berdiam diri saat meeting atau percakapan atau sulit untuk fokus atau bersabar dengan orang lain maka bisa jadi itu gejala awal burnout. Jika Anda merasa pahit atau acuh terhadap segala sesuatu biasanya itu berarti Anda dalam masa kelelahan total.

4. Tak bisa Berhenti

Biasanya di fase ini, seseorang bekerja lebih dari jam kerja yang seharusnya. Selain itu ia juga menerima panggilan kerja saat ada acara pribadi dan juga selalu melihat smartphone ataupun laptop kerja. Apapun yang berlebihan tidak baik, termasuk pekerjaan.

Baca Juga: Menpora RI Sambut Kepulangan Atlet Olimpiade Tokyo 2020

Baca Juga: Annemiek van Vleuten Raih Medali Emas di Olimpiade Terakhirnya

Jika Anda profesional maka Anda harus bisa mengatur diri sendiri termasuk memiliki kesadaran diri mengenai tanda-tanda burnout sebelum menghancurkan karir Anda sendiri. Demikian beberapa cara untuk mengatasi kejenuhan kerja sekaligus memotivasi diri:

1. Tentukan jam kerja

Otak manusia menyukai keteraturan. Tentutkan batasan antara jam kerja dan waktu pribadi. Ketika jam kerja maka Anda tidak boleh mengurus hal pribadi. Sebaliknya ketika selesai jam kerja, itu artinya Anda tidak boleh membebani diri Anda dengan pekerjaan. Anda bisa berelaksasi di kursi atau jalan-jalan ke luar.

2. Ambil Waktu Istirahat

Jika Anda sedang bekerja, kadang beri diri Anda sedikit waktu untuk rehat sejenak. Anda bisa berjalan-jalan atau hanya menikmati waktu dalam rumah.

3. Miliki Hobi

Kerja perlu diimbangi dengan bermain. Anda bisa bergabung dengan tim olah raga, mendalami seni atau berolahraga.

4. Perbarui Deskripsi Kerja

Jika merasa jenuh, Anda bisa diskusikan dengan mentor atau supervisor Anda tentang pekerjaan Anda. Sederhanakan tugas Anda sehingga Anda lebih produktif.

Baca Juga: Penemuan Mayat di Tengah Sawah Gegerkan Warga di Bima

Baca Juga: Jonatan Christie Tersingkir, Indonesia Hanya Sisakan Satu Wakil Bulu Tangkis Tunggal Putra

5. Katakan pada Tim Anda

Menyembunyikan masalah malah akan memperburuk masalah Anda. Katakan pada bos atau teman kerja jika Anda merasa jenuh. Kolaborasi dengan mereka untuk distribusi pekerjaan yang dirasa berlebihan, mereka akan membantu dengan dukungan motivasi saat diperlukan. Mungkin saja ternyata mereka juga merasakan hal yang sama.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Forbes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah