WARTA LOMBOK - Organisasi etnis bersenjata sedang 'mencoba mencari cara untuk segera menghentikan penembakan, pemukulan dan pembunuhan' para pengunjuk rasa.
Dikutip wartalombok.com dari situs Myanmar Now, 10 organisasi etnis bersenjata (EAO) yang menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) bertemu pada hari Kamis
Ini bertujuan untuk membahas strategi untuk menghentikan tindakan keras militer Myanmar yang sedang berlangsung terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di seluruh negeri.
Baca Juga: Tentara Myanmar Melakukan Pemukulan Dengan Kejam Termasuk Pada Wanita dan Pelajar
Para EAO juga bekerja untuk membangun landasan bersama seputar dialog di masa depan dengan Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) dan Komite Pemogokan Umum (GSC), menurut peserta pertemuan.
Para pemimpin EAO yang hadir pada pertemuan 11 Maret Tim Pengarah Proses Perdamaian (PPST) mengatakan bahwa para penandatangan NCA sedang mendiskusikan cara untuk mencegah junta yang berkuasa dari penembakan para demonstran.
"Kami khawatir dan berusaha mencari cara untuk segera menghentikan penembakan, pemukulan dan pembunuhan oleh junta," kata anggota PPST Kolonel Khun Okkar pada hari Kamis.
“Kami belum mencapai titik temu tentang masalah terkait CRPH dan GSC. Beberapa hasil akan keluar besok,” lanjutnya..
Pemimpin EAO lainnya mengatakan dengan syarat anonim bahwa sebagian besar EAO penandatangan NCA terbuka untuk berkomunikasi dengan CRPH dan GSC.