WARTA LOMBOK - Thailand memutuskan akan menggunakan Vaksin AstraZeneca untuk dosis kedua bagi mereka yang menerima vaksin Sinovac sebagai dosis pertama. Ini bagai langkah untuk meningkatkan perlindungan melawan varian baru virus Covid-19.
Langkah ini merupakan pencampuran pertama vaksin Covid-19 China dengan vaksin barat. Thailand memiliki keraguan terhadap perlindungan jangka panjang vaksin Sinovac dalam studi pendahuluan terbaru terkait varian baru Covid-19.
Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul memberikan pernyataan mengenai usaha pemerintah dalam memerangi penyebaran varian baru virus Covid-19.
Baca Juga: Revisi PPKM Darurat, Ma'ruf Amin: Tidak Ada Lagi Kata-kata Masjid Ditutup, Tapi Dilarang Berkerumun
"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta dan membangun kekebalan tingkat tinggi terhadap penyakit Covid-19," jelas Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul dikutip wartalombok.com dari Reuters.
Setelah suntikan pertama vaksin Sinovac diberikan jarak waktu dua atau empat minggu untuk dosis kedua vaksin AstraZeneca. Sampai saat ini belum ada penelitian khusus tentang pencampuran vaksin Sinovac dengan AstraZeneca yang dirilis.
Juru bicara AstraZeneca tidak bersedia mengomentari keputusan negara Thailand itu.
Bulan lalu juru bicara Sinovac Liu Peicheng menyatakan hasil awal dari sampel darah yang divaksinasi dengan vaksin perusahaan menunjukkan terjadi pengurangan efek untuk melawan varian Delta hingga tiga kali lipat dan menyarankan suntikan Sinovac ketiga agar reaksi antibodi yang lebih tahan lama.
Baca Juga: Peruntungan Shio Besok Rabu 14 Juli 2021, Fengshui: Dapat Uang Piutang hingga Pemasukan Tak Terduga