Dunia dalam Genggaman Segelintir Debu

- 10 Februari 2021, 08:55 WIB
Yunan Heri, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Yunan Heri, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha /Warta Lombok/LU Ali

Oleh: Yunan Heri (Mahasiswa S2 Pendidikan IPS Universitas Pendidikan Ganesha)

WARTA LOMBOK - Dewasa ini keadaan dunia sudah tidak menjadi milik semua, namun dunia saat ini sudah menjadi milik segelintir debu. Karena zaman saat ini sudah beralih atau berubah menjadi zaman uang atau dengan kata lain zaman kapitalisme.

Menurut Marx dalam Ritzer (2003) mengemukakan bahwa kapital adalah uang yang menghasilkan banyak uang. Lebih lanjut dijelaskan oleh Marx yaitu kapitalisme merupakan sebuah cara produksi dan hubungan dalam proses produksi kemudian menimbulkan berbagai implikasi seperti ekonomi, politik, sosial dan psikologis maupun kultural.

Baca Juga: Jam Kerja Biologis Organ Tubuh Manusia, Waktu Qiyamul Lail Saat Tepat Maksimalkan Fungsi Paru-Paru

Zaman kapitalisme dapat dibuktikan dengan adanya kelompok-kelompok yang menguasai dunia oleh segelintir debu. Karena segelintir debu menggangap uang sebagai penguasa dunia, bukan lagi seberapa besar negara yang bisa menguasai dunia.

Salah satu contohnya dunia dikuasai oleh segelintir debu, yaitu negara Inggris. Inggris memiliki luas wilayah sepertiga dari luas wilayah Indonesia dan jumlah penduduk Inggris sepertiga jumlah penduduk Indonesia.

Walaupun Inggris memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk sepertiga dari Indonesia. Negara Inggris dapat membuktikannya dengan menguasai dunia baik lewat laut, ekonomi maupun politik. Hal ini terbukti dengan Negara Inggris mampu memiliki armada laut nomer dua terbesar didunia setelah Amerika Serikat.

Selain itu, dengan adanya perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok membuktikan bahwa dunia saat ini sudah semakin nyata dikuasai oleh segelintir debu. Dengan perang dagang tersebut akan berdampak pada negara-negara yang tidak termasuk dalam segelintir depu. Salah satunya Indonesia yang terkena dampak terhadap perang dagang tersebut.

Baca Juga: Indonesia Krisis Moral Politik

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x