Dunia dalam Genggaman Segelintir Debu

- 10 Februari 2021, 08:55 WIB
Yunan Heri, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Yunan Heri, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha /Warta Lombok/LU Ali

Adapun dampaknya sebagai berikut.

a. Nilai tukar mata uang Indonesia semakin terpuruk, sehingga harga barang ekspor Indonesia terdepresiasi.

b. Perekonomian Indonesia melambat karena hasil neraca dagang Indonesia di akhir tahun 2018 terdampak secara tidak langsung.

Hal ini dikarenakan salah satunya adalah menurunnya permintaan bahan baku impor di Amerika Serikat dan Tiongkok termasuk produk ekspor Indonesia. Sehingga neraca dangan Indonesia di akhir tahun 2018 terjadi terjadi perlambatan dari sebelumnya.

Beranjak dari permasalahan itu, sudah saatnya kita harus manfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya, agar dunia di dalam genggaman segelintir debu tersebut, Indonesia bisa termasuk ke dalamnya.

Pada 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa (Kementrian PPN/Bapenas, 2017)

Salah satu cara untuk menyiapkan untuk menyonsong bonus demografi yakni dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui peningkatan pendidikan, ketrampilan, kesehatan dan kemampuan bangsa dalam menyiapkan lapangan pekerjaan bagi para tenaga kerja sesuai dengan kemampuan pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki, sehingga mereka mampu memperoleh pendapatan yang dapat menopang kehidupan diri sendiri dan keluarganya, terutama orang yang menjadi tanggung jawab mereka di usia non produktif.

Baca Juga: KPU Loteng Mentahkan Gugatan Pasangan MANTHAB di Sidang MK, Mahsan: Gugatan Pemohon Kabur dan Kurang Fakta

Indonesia disinyalir memiliki kekuatan ekonomi di dunia 20 tahun ke depan, sedangkan realitas menunjukkan bahwa indeks IPM Indonesia berada diurutan 108 di dunia, sementara di negara Asean Indonesia berada di urutan kelima bahkan di bawah Malaysia.

Untuk itu Indonesia harus fokus pada program pembangunan sumber daya manusia, yaitu program menanam manusia untuk 25 tahun ke depan sebagai wujud intelektual capital, dan memanennya 30-40 tahun berikutnya. Program pengembangan potensi sumber daya pemuda tersebut menjadi prioritas untuk kemajuan bangsa, agar lapangan pekerjaan dapat terserap secara optimal.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah