Praktek Riba Disebut Hingga 8 Kali Dalam Al Quran, Simak Penjelasannya

- 17 Februari 2021, 10:03 WIB
Al Quran menyebut kata riba sebanyak 8 kali yang terdapat di empat surat
Al Quran menyebut kata riba sebanyak 8 kali yang terdapat di empat surat /Pixabay/Pexels

Dikutip Warta Lombok.com dalam buku yang berjudul Membumikan Al-Qur’an karangan Dr. M. Quraish Shihab, As-Sayuthi mengutip riwayat Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Mardawaih, dan Al-Baihaqi, berpendapat bahwa ayat terakhir diturunkan kepada Rasulullah adalah ayat-ayat di mana ada penjelasan terakhir tentang riba, yang merupakan ayat 278-281 surat Al-Baqarah: “Hai kamu yang beriman, bertakwa kepada Allah dan tinggalkan sisa riba, jika kamu beriman.”

Selanjutnya Al-Zanjani, berdasarkan beberapa riwayat antara lain dari Ibnu Al-Nadim dan kesimpulan yang dikemukakan oleh Al-Biqa'i serta orientalis Noldeke, yang menyatakan bahwa surat Ali Imran datang pertama dari surat An-Nisa'.

Jika kesimpulan mereka diterima, maka itu berarti ayat 130 surat Ali Imran yang secara tegas melarang riba berlipat ganda, adalah ayat kedua yang diterima oleh Nabi, sedangkan ayat 161 An-Nisa' yang berisi kutukan terhadap orang Yahudi yang mengkonsumsi riba adalah wahyu tahap ketiga dalam pembicaraan Alquran tentang riba.

Baca Juga: Rahasia Mendapatkan Kematian Husnul Khotimah, Ini Penjelasannya

Pembahasan Al Quran tentang riba ini serupa dengan tahapan pembahasan khamr (minuman keras), pada tahap pertama hanya menggambarkan adanya unsur negatif di dalamnya (Ar-Rum: 39), kemudian dilanjutkan dengan sinyal tentang larangannya (An-Nisa': 161).

Kemudian pada tahap ketiga, secara eksplisit disebutkan larangan salah satu bentuknya (Ali Imran: 130), dan pada tahap terakhir, dilarang sama sekali dalam berbagai bentuknya (Al-Baqarah: 278).

Hal ini tidak akan banyak berpengaruh dalam memahami makna atau hakikat riba yang diharamkan di dalam Al-Qur'an, karena sebagaimana dikemukakan di atas, surat An-Nisa' 161 merupakan kutukan bagi kaum Yahudi yang melakukan riba. 

Berbeda dengan ayat 130 surat Ali Imran yang menggunakan editorial larangan secara tegas terhadap mukmin untuk tidak melakukan riba dalam adh'afan mudha'afah. 

Surat Ali Imran ini, baik sebagai surat tahap kedua maupun tahap ketiga, jelas mendahului wahyu surat Al-Baqarah ayat 278, dan sekaligus wahyu setelah turunnya surat Ar-Rum 39.

Baca Juga: Keutamaan Hari Jumat, Berikut Deretan Keistimewaan yang Terkandung di Dalamnya

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Buku 'Membumikan Al-Qur'an'


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x