Lailatul Qadar dan Ketentuan Takdir Manusia

- 3 Mei 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi/Malam Lailatul Qadar adalah sebuah momentum yang Allah berikan kepada manusia terkait urusan takdirnya.
Ilustrasi/Malam Lailatul Qadar adalah sebuah momentum yang Allah berikan kepada manusia terkait urusan takdirnya. /Pixabay

Pertama, para malaikat dengan segala kesibukannya dalam beribadah, menyempatkan diri untuk turun ke bumi dengan tujuan yang sama, yaitu melakukan ibadah, seperti sujud, rukuk, doa, menyampaikan ilmu, menyampaikan wahyu, dan menyampaikan salam penghormatan kepada manusia.

Kedua, dan ini yang paling disepakati oleh ulama ahli tafsir, yaitu untuk menentukan takdir manusia pada tahun tersebut. Sebagaimana penjelasan Imam ar-Razi, beliau menyatakan:  

من أجل كل أمر قدر في تلك السنة من خير أو شر، وفيه إشارة إلى أن نزولهم إنما كان عبادة 

Artinya, “(tujuan turunnya malikat) disebabkan suatu hal yang telah ditakdirkan pada tahun tersebut. Berupa kebaikan dan kejelekan. Dan ini memberikan sebuah pengertian, bahwa turunnya para malaikat hanyalah bentuk ibadah.” (Imam Fakhruddin ar-Razi, Tafsir Mafathul Ghoib, juz 32, h. 232)  

Penjelasan Imam ar-Razi di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa pada dasarnya turunnya malaikat ke bumi bukan atas dasar keinginan dan kemauan sendiri, namun dengan tujuan ibadah, yaitu mengurus setiap urusan manusia, berupa takdir-takdir yang akan dihadapi pada tahun tersebut.

Seperti ajal, rezeki, jodoh, dan lain sebagainya. Pada malam itu juga, para malaikat tak henti-hentinya mendoakan kebaikan untuk semua orang Islam, laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Sejumlah Penyakit ini Bisa Disembuhkan dengan Terapi Diri Sendiri, yang Terakhir Paling Sering Dilupakan

Doa istimewa itu oleh malaikat lakukan tidak lain kecuali agar tahun setelah turunnya lailatul qadar menjadi tahun yang lebih berkah dan manfaat untuk umat Islam.

Imam Ibnu Katsir ad-Dimisqi juga mempunyai pandangan berbeda dalam menafsiri ayat di atas. Beliau mengatakan:

فلا يزالون ليلتهم تلك يدعون للمؤمنين والمؤمنات وجبريل لا يدع أحدًا من المؤمنين إلا صافحه وعلامة ذلك مَن اقشعر جلدهُ ورقّ قلبه ودَمعَت عيناه، فإن ذلك من مصافحة جبريل.  

Artinya, “Maka tak henti-hentinya para malaikat mendoakan orang mukmin laki-laki dan perempuan pada malam tersebut. Malaikat jibril tidak mendoakan salah satu orang mukmin kecuali menyalaminya. Sedangkan tanda-tanda disalami malaikat jibril yaitu: bulu (badan) merinding, lunak hatinya, dan menangis kedua matanya. Jika tanda-tanda tersebut ada pada umat Islam pada lailatul qadar, maka pertanda malaikat jibril mendoakan dan menyalaminya.” (Imam Ibnu Katsir ad-Dimisqi, Tafsir Ibnu Katsir, juz 8, h. 452).  

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah