قال يا ابن أُمّ لا تأخُذ بِلِحيتِي ولا بِرأسِي إِنِّي خشِيتُ أن تقُول فرّقت بين بنِي إِسرائِيل ولم ترقُب قولِي
Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata, "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". (QS. Thaha: 94).
Baca Juga: Penjelasan Fiqih Ikhtilaf Menurut Bahasa serta Jenisnya
Baca Juga: Aturan Batasan Aurat Wanita Muslimah di Depan Sesama Muslimah, Non Muslim dan Ketika Sholat
Dalam dimensi yang lain, Surat Al-Kahfi menceritakan bagaimana Nabi Musa 'alaihissalam, lagi-lagi berbeda pendapat dengan Nabi Khidhir 'alaihissalam.
قال هذا فِراقُ بينِي وبينِك سأُنبِّئُك بِتأوِيلِ ما لم تستطِع عّليهِ صبراً
Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." (QS. Al-Kahfi: 78).
Demikian penjelasan perbedaan pendapat Nabi Musa, Nabi Harun dan Nabi Khidir dalam pendekatan dakwah kepada bangsa mereka Bani Israil, semoga bermanfaat.***