WARTA LOMBOK - Menjadi seorang muslimah adalah anugerah terindah bagi seorang perempuan.
Tidak semua perempuan menyandang gelar muslimah, karena sejatinya gelar tanpa perguruan tinggi ini hanya akan diperoleh bagi mereka yang beragama Islam dan memegang teguh syariat Islam.
Akhlak yang mulia dan keyakinan yang kuat pada ajaran agama Islam, bisa membawa muslimah menjadi The Perfect Muslimah.
Kata perfect dalam bahasa Indonesia berarti sempurna, lantas adakah manusia yang sempurna?
Bukankah sempurna hanya milik sang pencipta?, bukankah manusia tidak pernah luput dari dosa dan hina?.
Memang betul begitu adanya, namun standar sempurna bagi pencipta dan hamba tentulah berbeda. Keduanya jelas beda level dan tidak bisa dibandingkan.
Lantas bagaimana kriteria perfect muslimah yang sesungguhnya?. Apakah benar adanya, ada muslimah yang sempurna?
dikutip wartalombok.com dalam Buku The Perfect Muslimah pada Senin, 20 Juni 2022, menurut Ahmad Rifa'i Rif'an ada beberapa kriteria perfect muslimah.
The perfect muslimah adalah muslimah yang indah akhlaknya, teduh parasnya, berlian otaknya, mantap ilmu agamanya, luas pergaulannya, dahsyat prestasinya, serta hebat kontribusinya.
Baca Juga: Sinopsis Gopi: BERBAHAYA! Detik-detik Gopi Akan Segera Dieksekusi, Akankah Jagi Muncul Kembali?
Standar perfect yang penulis berikan bukan kaleng-kaleng. Untuk menjadi muslimah dengan akhlak yang mulia, tentu harus banyak mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya.
Selain ilmu agama yang mantap, tentu harus dibarengi dengan pergaulan yang luas, namun tetap terkontrol oleh syari'at Islam.
Muslimah dengan akhlak yang mulia, tentu akan mudah diterima disemua kalangan. Dengan banyaknya sirkel pertemanan ini, dia juga menyampaikan risalah Islam.
Pertemanannya menjadi indah, karena selalu berdakwah dengan cara yang indah pula. Sehingga kontribusinya kepada Allah sungguh luar biasa.
The perfect muslimah adalah muslimah yang auratnya, terjaga pergaulannya, terjaga perilakunya. Matanya berkilau oleh air mata takwa, bibirnya basah dengan untaian petuah, rambutnya tertutup oleh juluran jilbabnya, bicaranya dakwah, dengarannya hanya tilawah, geraknya jihad fisabilillah, hatinya penuh zikir, otaknya penuh pikir, lalu ia dipercantik oleh terjaganya lahir.
Lalu jelaslah bagimana standar kesempurnaan seorang muslimah. Terjaga lahir dan batin dari perkara-perkara yang menekan diri dari hiruk-pikuk panasnya dunia.***