Zubair bin Al-’Awwam yang melihat semua kejadian itu berkata:
”Ucapan Hindun kepada Abu Sufyan itu mengingatkanku kepada peristiwa Perang Uhud, saat kami berjuang di depan Rasulullah SAW,” Begitulah Hindun. Membakar dan membangkitkan semangat jihad para pasukan muslim dengan kata-kata menghunjam penuh makna.
Dari Hindun kita belajar, bagaimana pertobatan seorang hamba ditunjukkan dengan amalan yang menakjubkan.
Wanita pemakan hati itu mengakhiri kisah hidupnya dengan keimanan dan pembelaan luar biasa terhadap Islam.
Membenci bukan berarti tidak bisa mencintai. Ini karena Allah Yang Maha Membolak-balikkan hati.
Hindun meninggal di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra. Ia terbaring di atas tempat tidur kematian dan melepaskan ruhnya menghadap Allah SWT, selamanya.
Hindun meriwayatkan beberapa hadis dari Rasulullah SAW. Beberapa orang meriwayatkan darinya seperti, Muawiyah bin Abu Sufyan (anaknya) dan Aisyah Ummul Mukminin.
Demikianlah kisah luar biasa, Hindun. Dia bertaubat dengan taubat nasuha. Untuk menembus dosanya di masa lalu. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya.***