Abu Salamah ditunjuk menjadi hakim di Madinah ketika Sa’id bin Ash menjabat sebagai Gubernur Madinah. Ia tetap menjadi qadi Madinah hingga Sa’id tidak lagi menjabat gubernur kota itu pada 54 Hijriah.
Baca Juga: Fuji dan Thoriq Kepergok Dugem di Bali, Keluarga Halilintar Belum Memberi Restu
Abu Salamah meninggal dunia di Madinah pada 94 Hijriah dalam usia 72 tahun di masa pemerintahan Al-Walid. Seorang ulama bernama Ibrahim bin Qarizh menemui Abdul Aziz, Gubernur Mesir, yang menurutnya tidak mengambil ilmu dari Abu Salamah.
Ibrahim berkata, “Engkau telah meninggalkan dua orang laki-laki yang paling tahu tentang hadis, Urwah dan Abu Salamah.”
Sangat jarang kita temukan sosok mulia di sistem sekuler kapitalistik saat ini. Namun, bila kita mempelajari lembar sejarah Islam, sosok inspiratif akan banyak kita temukan.
Hal ini menandakan bahwa sistem Islam telah berhasil membentuk karakter unggul di masa keemasannya.
Jika ingin mengembalikan masa kejayaan Islam, maka kita harus meniru bagaimana generasi terdahulu meraihnya. Di antaranya adalah bercermin pada keteladanan mereka.
Baca Juga: Ternyata Inilah Orang Lombok Pertama yang Naik Haji ke Mekah
Banyak keteladanan dari Abu Salamah. Ia dijuluki “lautan ilmu” di kalangan tabiin, dipercaya menjadi hakim di Madinah, dan memiliki kerendahan hati yang luar biasa meski memiliki ketinggian ilmu.
Ibarat padi, makin berisi ia makin merunduk. Begitu pun para penuntut ilmu. Makin berilmu seharusnya makin tawaduk.