WARTA LOMBOK - Terkait lafaz bayar utang puasa Ramadan, niatnya dapat menjadi tantangan. Menggabungkan niat untuk puasa Qadha dan puasa sunnah senin-kamis memiliki beberapa pendapat.
Sebagian ulama menyarankan agar membayarkan hutang puasa Ramadan diutamakan, karena hutang kepada Allah harus dipenuhi dengan segera.
Niat Ganti Puasa / Qadha
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرٍ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu sawma ghadin yaumal isnaini an qada'i fardhi syahri ramadhana lillahi ta'ala.
Artinya : Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Baca Juga: Pasangan Ganda Putra Fajar/Rian Gugur, Tak ada Wakil Indonesia di Semifinal Malaysia Open
Membayar hutang puasa. Ini merupakan kewajiban untuk menjaga keberkahan dan menjalankan ibadah dengan baik. Hutang puasa kepada manusia pun harus diperhatikan dengan baik.
Niat puasa Qadha dan niat puasa sunnah memiliki perbedaan. Niat puasa Qadha mencakup penggantian puasa yang tertinggal, sedangkan niat puasa sunnah dilakukan untuk mendapatkan pahala tambahan.
Lafaz niatnya seharusnya jelas, namun para ulama memberikan beberapa pandangan mengenai penggabungan niat puasa sunnah dengan puasa Ramadan.
Baca Juga: MUI Provinsi Bali melaporkan Arya Wedakarna ke Bareskrim Mabes Polri
Beberapa ulama, terutama dari kalangan Syafi'iyah di Indonesia, memberikan kemudahan dalam menggabungkan niat puasa sunnah dengan puasa Ramadan.
Namun, ada pandangan yang tidak setuju dengan penggabungan niat dalam satu ibadah. Jika sudah ada niat yang jelas untuk puasa Qadha, beberapa ulama menyarankan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu sebelum berpuasa sunnah.
Pandangan yang berbeda muncul mengenai urutan niat, apakah puasa sunnah harus didahulukan atau puasa Qadha.
Baca Juga: Jadon Sancho Kembali ke Borussia Dortmund dengan Status Pinjaman
Beberapa ulama Hanabilah menekankan untuk menyelesaikan puasa Qadha terlebih dahulu sebelum berpuasa sunnah, sementara pandangan lain menyatakan sebaliknya.
Sebagian ulama menekankan pentingnya memperbanyak puasa sunnah sebagai bentuk kecintaan kepada Allah.
Namun, ada juga yang mengutamakan menyelesaikan hutang puasa Ramadan terlebih dahulu. Kesimpulannya, umat Islam dianjurkan untuk mengikuti pandangan ulama mereka dan memilih yang dianggap sesuai.
Baca Juga: Anas Urbaningrum Tegaskan Sekolah Negeri dan Swasta adalah Anak Kandung Indonesia
Dalam menjalankan ibadah puasa, perlu diingat untuk menjaga niat agar tetap jelas dan tulus di hati.
Semoga upaya membayar hutang puasa Ramadan ini mendapatkan ridha Allah dan membawa keberkahan dalam kehidupan umat Islam.***