Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba, Fadli Zon: Jangan Sampai Rakyat Indonesia Jadi Kelinci Percobaan

7 Desember 2020, 09:25 WIB
Kolase Fadli Zon dan ilustrasi vaksin /Instagram/fadlizon/Pixabay/qimono

WARTA LOMBOK - Presiden Joko Widodo mengkonfirmasi kedatangan vaksin Covid-19 Sinovac. Setelah sekian lama ditunggu, vaksin itu kini telah tiba di Indonesia.

Jokowi mengatakan ada 1,2 juta doss yang diterima setelah bulan Agustus lalu diadakan uji klinis di Bandung.

Perihal kedatangan vaksin tersebut dikonfirmasi oleh Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, 6 Desember 2020.

Baca Juga: Aliansi Masyarakat Bengkaung Utara Pertanyakan Janji Pengaspalan Jalan 'Kabupaten'

Dilansir Warta Lombok.com dari Portal Jember melalui artikel "Jokowi Konfirmasi Kedatangan 1,2 Juta Sinovac, Fadli Zon Ternyata Pernah Kritisi Vaksin Palu Arit", Joko Widodo juga menyampaikan hal itu melalui konferensi pers pada Minggu malam.

"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta doss vaksin Covid, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Jokowi.

Selain menjelaskan perihal kedatangan 1,2 juta vaksin sinovac, Jokowi juga mengungkapkan masih ada vaksin yang akan tiba.

"Kita masih mengupayakan 1,8 juta dosis yang akan tiba awal Januari 2021. Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma," tambah Jokowi.

Baca Juga: IGMA NTB Dorong Pengangkatan Honorer Madrasah Menjadi PPPK

Sebelum vaksin sinovac datang ke Indonesia, beberapa waktu Fadli Zon pernah menyinggung vaksin asal Tiongkok itu.

Fadli Zon mengkritisi vaksin yang akan segera diedarkan tersebut.

Kritikan pedas ini disampaikan langsung oleh Fadli Zon saat diundang menjadi pembicara di acara Talk Show salah satu stasiun televisi.

Secara gamblang Fadli Zon mengatakan bahwa sebelum mengedarkan vaksin Covid-19 Sinovac dari negara China, pemerintah beserta pihak-pihak yang bertanggung jawab perihal vaksin Covid-19 sinovac harus hati-hati.

Menurut Fadli Zon, persoalan vaksin Covid-19 sinovac ini harus jelas. Harus dibedakan masih dalam tahap uji coba atau sudah final.

 Baca Juga: Hotman Paris: Sudah...? Gisel Akhirnya Mengaku ke Pengacara Berpengalaman di Kasus Video Syur Artis

“Kalau saya melihat gini ya Bung Arya, ini seperti kata Presiden Jokowi ya ini para juru bicara ini harus hati-hati juga selain para menteri di saat berkomunikasi soal ini. Ini harus dibedakan mau menyuntikkan vaksin atau masih mau uji coba itu beda, ini kan sebenernya judulnya uji coba klinis tahap 3 bukan vaksin final karena belum approval dari WHO dan bahkan IDI ada menolak,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon mengegaskan bahwa jangan sampai rakyat Indonesia menjadi bahan uji coba vaksin Covid-19 sinovac.

“Artinya apa rakyat Indonesia jangan jadi kelinci percobaan itu yang paling penting karena saya baca juga di Brazil juga begitu, di Brazil ada penolakan juga terkait vaksin sinovac ini. Vaksin ini bisnis besar jangan sampai kita ini dijadikan pasar vaksin. Kan dulu pak Jokowi komitmentnya ada vaksin merah putih kok ini jadi vaksin palu arit,” tegas Fadli Zon.

Pemerintah melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto mengatakan akan menunggu konfirmasi sebelum vaksin diedarkan.

 Baca Juga: Lakukan Cara Ini! Daftar BLT UMKM Tapi NIK KTP Tak Ada di Link Cek Bantuan BPUM eform.bri.co.id/bpum

“Sinovac sudah digunakan oleh pemerintah China. Karena uji klinisnya sudah ada dan dasar penggunaanya adalah dari otoritas kesehatan semacam BPOM di Indonesia yang ada di China, tinggal kita menunggu aspek keamanan,“ ujar Yurianto.

Ia menambahkan pemerintah juga akan menunggu izin BPOM dan MUI mengenai vaksin tersebut.

“Artinya kita menunggu emergency use authorization yang dikeluarkan oleh BPOM dan sertifikat kehalalan dari MUI, ini yang kita tunggu. Kalau dua-duanya sudah ada dan schedulenya ketat kita berharap di akhir November sudah dilakukan penyuntikan yang pertama,” ucap Achmad Yurianto.

Di sisi lain, Fadli Zon menambahkan jika saja pemerintah percaya dengan ilmuan Indonesia besar kemungkinan Indonesia bisa membuat prototype vaksin dalam waktu 4 bulan.***(Portal Jember/Yunita Permadani Putri E)

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler