Polisi: Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar adalah Anggota Kelompok Pro-ISIS Serangan Jolo Filipina

30 Maret 2021, 06:50 WIB
Pasangan pelaku bom bunuh diri gereja Katedral Makassar diidentifikasi merupakan anggota kelompok ekstremis JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo, Filipina. /Channel News Asia/ (Foto: AP)

WARTA LOMBOK - Satu dari dua pelaku bom bunuh diri yang menyerang gereja katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021 adalah anggota kelompok ekstremis pro-ISIS yang disalahkan atas pemboman gereja lain di Indonesia dan Filipina, kata kepala Kepolisian RI, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Pelaku adalah bagian dari kelompok JAD yang melakukan pemboman di Jolo, Filipina," kata Kapolres mengacu pada jaringan ekstremis Jamaah Ansharut Daulah.

Bom yang digunakan dalam serangan hari Minggu adalah bom kompor bertekanan, kata Kapolri.

Baca Juga: Kilang Minyak Terbesar Asia di Indramayu Terbakar Hebat, Warga Sekitar Panik dan Menangis Histeris

Jenderal Listyo juga mengatakan bahwa empat orang lainnya yang terkait dengan kelompok itu telah ditangkap di Bima, sebuah kota di pulau Sumbawa di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia tengah.

Serangan pada Minggu pagi itu menewaskan dua tersangka pembom dan melukai sekitar 20 orang, termasuk beberapa anggota staf gereja dan jemaah yang menghadiri misa pada saat pemboman.

Kepala menteri keamanan negara itu pada Minggu malam juga mengkonfirmasi bahwa serangan itu adalah bom bunuh diri, konfirmasi resmi pertama oleh pihak berwenang.

"Bom bunuh diri terjadi di gereja katedral di Makassar," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD kepada wartawan di Jakarta. "Kedua (pembom) itu tewas."

Mahfud MD mengatakan dia telah memerintahkan polisi dan militer untuk meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah di seluruh negeri.

Baca Juga: Menteri PUPR Bersama Wali Kota Surakarta Lakukan Peninjauan Renovasi Pasar Legi yang Akan Selesai Lebih Cepat

Dia juga mendesak orang-orang untuk bersabar saat pihak berwenang berupaya mengungkap jaringan di balik serangan itu.

Sebuah video yang diperoleh The Associated Press memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang berserakan di dekat sepeda motor yang terbakar di gerbang Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Pendeta Wilhelmus Tulak, seorang pendeta di gereja tersebut, mengatakan bahwa dia baru saja selesai merayakan Misa Minggu Palem ketika ledakan keras mengejutkan jemaatnya.

Dia mengatakan ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.30 pagi ketika gelombang pertama pengunjung gereja berjalan keluar dari gereja dan kelompok lain masuk.

Dia mengatakan petugas keamanan di gereja mencurigai dua pria dengan sepeda motor yang ingin memasuki gedung dan ketika mereka pergi untuk menghadapi mereka, salah satu pria meledakkan bahan peledaknya.

Polisi kemudian mengatakan kedua penyerang tewas seketika dan bukti yang dikumpulkan di tempat kejadian menunjukkan salah satu dari keduanya adalah seorang wanita.

Baca Juga: Kementerian BUMN Perkenalkan IBC Sebagai Pengelola Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Bermotor Listrik

Listyo tidak menyebutkan nama atau menyebutkan bagaimana mereka diidentifikasi. Tidak jelas apakah pasangan itu adalah pasangan yang sudah menikah.

Di akhir Misa Minggu Palem di Basilika Santo Petrus yang membuka upacara Pekan Suci di Vatikan, Paus Fransiskus mengundang doa bagi para korban kekerasan.

Dia mengutip secara khusus "serangan yang terjadi pagi ini di Indonesia, di depan Katedral Makassar"

Gereja telah menjadi sasaran di masa lalu oleh para ekstremis di Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia dan rumah bagi beberapa agama minoritas termasuk Kristen, Budha dan Hindu.

Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan dia "mengutuk keras tindakan teror ini, Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya.

"Saya menyerukan kepada semua orang untuk melawan teror dan radikalisme, yang bertentangan dengan nilai-nilai agama."

Amnesty International mengatakan pemboman itu menunjukkan "penghinaan total" terhadap hak asasi manusia.

Baca Juga: HMI BADKO NUSRA Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Gereja Katedral Makassar

Jamaah Ansharut Daulah adalah kelompok ekstremis yang bertanggung jawab atas serangkaian serangan, termasuk pemboman bunuh diri di gereja-gereja di kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya pada tahun 2018.

Belasan orang tewas dalam serangan itu setelah sebuah keluarga pelaku bom bunuh diri yang mengendarai sepeda motor meledakkan diri di gereja-gereja selama kebaktian Minggu di Surabaya.

Keluarga itu termasuk dua anak perempuan berusia sembilan dan 12 tahun dan satu keluarga beranggotakan lima orang, yang melakukan bom bunuh diri di markas polisi,

Semua anggota keluarga tersebut tergabung dalam kelompok belajar Alquran yang sama, dimana mereka juga terkait dengan JAD, yang telah berjanji setia kepada ISIS.

Seorang militan Indonesia dan istrinya anggota JAD juga disalahkan atas dua ledakan yang menghancurkan sebuah gereja Katolik di pulau Jolo yang mayoritas Muslim di Filipina pada tahun 2019, menewaskan jamaah pada misa hari Minggu dan pasukan keamanan.

Dua militan lain yang terkait dengan serangan itu ditembak mati oleh pasukan keamanan Indonesia awal tahun ini.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler