Kemenko Marves Tinjau Proyek Transportasi dan Infrastruktur Sistem Kontrol Banjir Lahar Gunung Merapi

7 April 2021, 21:00 WIB
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi meninjau proyek infrastruktur di Yogyakarta. /Twitter.com/@kemenkomarves

 

WARTA LOMBOK - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meninjau proyek infrastruktur di Yogyakarta. 

Peninjauan tersebut dilakukan ke berbagai proyek infrastruktur dan transportasi di D.I Yogyakarta. 

Peninjauan proyek dilakukan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Ayodhia GL Kalake. 

Baca Juga: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Lakukan Test Drive Mobil Listrik ke Kuta Bali

Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter Kemenko Marves @kemenkomarves pada 6 April 2021, peninjauan pertama dilakukan untuk pantauan GeNose C19 di Yogyakarta International Airport (YIA) dan Stasiun Tugu. 

Kemudian Kemenko Marves juga melakukan peninjauan terhadap penanganan abrasi pantai di sekitar YIA. 

Setelah itu melanjutkan peninjauan adanya progres operasionalisasi kereta bandara dari Stasiun Tugu di Stasiun Kedundang. 

Operasionalisasi kereta bandara akan memudahkan dan mempercepat aksesibilitas dari Kota Yogya ke Bandara YIA. 

Kereta api bandara rute Kedundang-Bandara YIA menjadi bagian yang satu dengan kehadiran bandara YIA. 

Baca Juga: KPK Lakukan Revitalisasi Samsat Untuk Permudah Penduduk dalam Membayar Pajak Daerah di Provinsi Bengkulu

Baca Juga: Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Mataram Sabet Gold Medal pada Olimpiade Sains Nasional (OLNAS) 2021

Harapan pemerintah dari pembangunan kereta bandara tersebut dapat memberikan manfaat sosial senilai Rp3,5 triliun dengan economic IRR sebesar 44,96 persen. 

Per April 2021, pembangunan elevated rail sepanjang 5,4 kilometer tersebut telah mencapai 85,59 persen. 

Perjalanan darat dari pusat kota Yogyakarta biasanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam, namun dengan menggunakan kereta bandara perjalanan hanya memakan waktu 39 menit saja. 

Waktu untuk menunggu antar kedatangan kereta yaitu 30 menit, dan ditargetkan mampu mengangkut 3.800 penumpang setiap harinya. 

Kemenko Marves juga meninjau infrastruktur yang berkaitan dengan sistem kontrol untuk banjir lahar dari Gunung Merapi. 

Baca Juga: PBSI Membatalkan Penyelenggaraan Indonesia Masters Super 100 Karena Banyaknya Agenda Selama Pandemi Covid-19

Baca Juga: Romantis Usai Malam Pertama, Pasangan Pengantin Baru Atta - Aurel Rencana Punya 15 Anak

Tempat yang dikunjungi tersebut meliputi Sand Pocket di Kali Gendol, Diversion Channel di Kali Putih, dan Sabo Dam di Kali Pabelan. 

Adapun upaya menanggulangi erupsi Gunung Merapi di waktu mendatang yaitu dengan pembangunan sand pocket di 

3 wilayah Desa di Cangkringan seperti Argomulyo, Wukirsari, dan Glagaharjo. 

Kantong lahar tersebut berperan untuk menampung material pasir Merapi yang terbawa aliran lahar dingin. 

Baca Juga: 11 Poin Surat Edaran Kemenag Tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriyah

Selain itu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak juga telah membangun pengarah aliran atau diversion channel Kali Putih untuk mengantisipasi endapan abu vulkanik Gunung Merapi. 

Hingga saat ini, telah terbangun 24 buah sabo dam Kali Putih, dari total sabo yang diperlukan sebanyak 31 buah sabo dam. 

Pada 2020 lalu juga telah dibangun 272 unit sabo dam di wilayah DIY dengan daya tampung hingga 13,93 juta meter kubik untuk menahan laju kecepatan aliran lahar.*** 

Editor: ElRia Shd

Sumber: Twitter @kemenkomarves

Tags

Terkini

Terpopuler