BMKG Himbau Masyarakat Akan Ancaman Badai La Nina di Akhir Tahun

- 24 November 2020, 15:36 WIB
Petugas BMKG menunjukkan citra satelit pergerakan badai La Nina di sejumlah wilayah di Indonesia.
Petugas BMKG menunjukkan citra satelit pergerakan badai La Nina di sejumlah wilayah di Indonesia. /bmkg.go.id/kartika mahayadnya

WARTA LOMBOK - BMKG menghimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya badai La Nina.

Indonesia di prediksi akan diterjang badai La Nina di akhir tahun ini berdasar data dan studi riset para ahli Klimatologi.

Fenomena La Nina merupakan suatu anomali cuaca yang diperkirakan akan mencapai puncaknya menjelang pergantian tahun.

Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Kembali Tersandung Kasus, Diduga Aniaya Sopir Taksi Online

Berdasar kutipan Warta Lombok.com dari Jurnal Presisi dengan artikel "Penting! Tanggapi Ancaman La Nina di Akhir Tahun, BMKG Sampaikan Himbauan Ini Untuk Masyarakat", studi dan riset terus dikembangkan tentang bagaimana ancaman dari La Nina serta cara penanganannya.

La Nina merupakan suatu fenomena alam yang terjadi karena disebabkan penurunan suhu air laut di Samudera Pasifik berada dibawah suhu rata rata sekitarnya.

Terjadinya peningkatan suhu yang lebih tinggi yang berada disebelah barat dan timur Samudera Pasifik menjadi penyebab badai La Nina.

Indonesia diprediksi menjadi salah satu zona yang akan dilalui badai La Nina.

Baca Juga: Dua Mayat Berusia 1600 Tahun Ditemukan Dalam Kondisi Utuh

Oleh karenanya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan senantiasa waspada terhadap kemungkinan yang akan terjadi.

Menurut para Ilmuwan, fenomena anomali La Nina Terjadi kala adanya peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Peralihan musim itu lah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya La Nina .

Selama La Nina, angin permukaan di seluruh Pasifik akan mengalami peningkatan yang jauh lebih kuat dari biasanya, dan permukaan Samudra Pasifik mengalami pendinginan.

Curah hujan meningkat di seluruh Indonesia (di mana perairan tetap hangat) dan menurun di Pasifik tropis tengah (yang sejuk).

Baca Juga: Darah Pengabdi

Di Indonesia, gerakan udara meningkat dan tekanan permukaan lebih rendah. Ada lebih banyak gerakan udara tenggelam di atas perairan yang lebih dingin di Pasifik tengah dan timur.

Dengan kehadiran La Nina, Sejumlah daerah nusantara mendapat curah hujan tinggi, terlebih pada wilayah Bima dan Dompu maupun di sekitarnya.

Masyarakat sekitar sempat merasa khawatir, akan tetapi pihak BMKG segera memberikan informasi terkait La Nina dan menenangkan masyarakat.

Dikutip Warta Lombok.com dari Jurnal Presisi, informasi tersebut disampaikan oleh Andini Ganiswari selaku Prakirawan BMKG dari Bima.

Baca Juga: Polemik Pencopotan Baliho Habib Rizieq, Kapuspen TNI: Didukung Panglima TNI

“Hal tersebut disebabkan karena terjadinya anomali iklim La Nina yang ditunjukan dengan nilai indeks Nino 3,4 pada kisaran min 0,5 hingga min 10, yang merupakan kondisi penyimpangan suhu permukaan laut samudra pasifik tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya," Ujar Andini pada Minggu, 25 Oktober 2020.

Andini juga menjelaskan bahwa kala proses peralihan musim atau pancaroba, umum dijumpai perubahan cuaca yang ekstrim dan tidak menentum seperti angin puting beliung untuk wilayah Bima dan Dompu.

BMKG juga mewanti-wanti masyarakat daerah pesisir untuk senantiasa waspada akan kemungkinan terjadinya gelombang besar akibat intensitas angin laut yang tidak menentu.

"Potensi terjadinya gelombang laut yang tinggi pun akan dapat terjadi dan juga harus diwaspadai oleh masyarakat pesisir," Lanjut wanita berkacamata tersebut.

Baca Juga: Kerumuman Massa HRS di Petamburan dan Megamendung, Kata Doni Monardo Kasus Covid-19 jadi Meningkat

Untuk itu masyarakat dihimbau untuk mewaspadai datangnya badai La Nina.***(Jurnal Presisi.com/Daafa Alhaqqy)

Editor: ElRia Shd

Sumber: Jurnal Presisi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x