Cerita Petugas KPPS dan Pasien Positif Covid-19 di Pilkada 9 Desember 2020 Yang Diwadahi Mata Najwa

- 10 Desember 2020, 09:28 WIB
Najwa Shihab
Najwa Shihab /Instagram/@najwashihab


WARTA LOMBOK - Najwa Shihab kembali hadir di ruang publik dalam siaran Mata Najwa malam ini edisi Rabu 09 Desember 2020.

Adapun tema Mata Najwa hari ini yakni seputar pemiliha kepala daerah "Juara Pilkada Era Corona."

Sebelumnya, pemilihan tema Mata Najwa hari ini tersebut juga telah diumumkan kepada publik lewat Instagram Mata Najwa.

Baca Juga: Hasil Quick Count Pilkada Lombok Tengah 2020, Pathul-Nursiah Sementara Unggul

Mengingat pilkada serentak dilaksanakan pertama kali di era pandemi Covid-19, pastinya membutuhkan pengawalan ketat dan wajib mematuhi prokes.

Sebagaimana berita Portaljember.Com dalam artikel "Mata Najwa Jadi Wadah Cerita Petugas KPPS dan Pasien Positif Covid-19 di Pilkada 9 Desember 2020", dari siaran langsung Mata Najwa di saluran Trans7 pada 9 Desember 2020 pukul 20.00 WIB sampai selesai, menghadirkan 2 perwakilan tamu anggota KPPS dan pemilih di pilkada melalui video call.

Kedua tamu tersebut yaitu Febrian Kiswanto, petugas KPPS dari Surabaya dan seorang pasien Covid-19 di Tangerang Selatan, Tasya Marseyla.Febrian Kiswanto adalah salah satu petugas KPPS yang menjemput surat suara para pasien Covid-19 di Rumah Sakit Kembangan Surabaya.

Baca Juga: Surya Paloh Usul Parliamentary Threshold 7 Persen di Pemilu Legislatif 2024, Politisi PAN Kritisi

Dalam wawancara video dengan Najwa Shihab, Febrian Kiswanto memaparkan pengalaman tugasnya selama di lapangan dan proses pengambilan suara yang berlangsung.

Febrian Kiswanto mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah pengalaman pertamanya bersama 3 orang rekan panitia KPPS.

Pihak KPPS ingin memfasilitasi para pemilih yang memiliki hak suara namun tidak bisa datang ke lokasi TPS karena kondisi kesehatan yang positif Covid-19.

Proses pemungutan suara dilakukan secara ketat dan sangat mematuhi protokol kesehatan, karena mengingat lokasi tersebut adalah zona merah.

Sebelum pemungutan suara dilakukan, pihak KPPS berkoordinasi dengan pihak Rumah sakit untuk kelancaran proses dan persiapan untuk penerapan prokes.

Baca Juga: Komnas HAM Bentuk Tim Khusus Selidiki Kematian Anggota FPI, Polisi: Silahkan, Itu Bentuka Pengawasan

Pemungutan suara dilakukan di area terbuka dan khusus di setting agar mengantisipasi kerumunan atau antrian para pemilih.

Petugas KPPS yang bertugas menggunakan APD lengkap, mulai dari bahu hazmat, masker, sarung tangan, dan face shield sesuai penerapan prokes yang berlaku.

Secara teknis, KPPS sudah mendapatkan data nama atau daftar pemilih sebelumnya dari pihak rumah sakit.

Kemudian, pemilih dipanggil satu per satu dari masing-masing kamar rumah sakit oleh petugas yang dibantu oleh relawan.

Setelah itu, pemilih dikelompokkan menjadi 10 orang, lalu panitia mengambilkan surat suaranya dan memberikan ke pemilih, kemudian bisa melaksanakan hak pilihnya di bilik yang sudah disiapkan.

Baca Juga: Komnas HAM Selidiki Kematian Anggota FPI, Jimly: Tunggu Hasil Penyelidikan Tim

Total terdapat 70 orang terdaftar yang bisa melakukan proses pilkada, namu hanya 40 orang yang mempergunakan hak pilihnya.

Sebelum bertugas di lapangan, para KPPS diberikan fasilitas untuk tes deteksi Covid-19, namun setelah bertugas tidak panitia KPPS belum mengetahui apakah ada fasilitas yang sama seperti sebelum bertugas.

Febrian Kiswanto bersama dengan panitia KPPS lainnya berinisiatif untuk melakukan tes mandiri setelah bertugas sebagai tindakan antisipasi penyebaran virus pasca menjalani tugas pilkada.

Tamu kedua melalui wawancara video call yaitu salah satu pasien Covid-19 yang memiliki hak pilih di wilayah Tangerang Selatan, Tasya Marseyla.

Tasya Marseyla saat ini berada di rumah isolasi pasien Covid-19 wilayah Tangerang Selatan, kondisi tersebut tidak menyurutkan niat dan tetap menyuarakan hak pilihnya.

Tasya Marseyla menceritakan tentang pengalamannya menjadi peserta pemilih pilkada yang melakukannya di rumah isolasi pasien covid.

Baca Juga: Jelang Satu Tahun Covid-19, PBB Tetapkan 27 Desember Sebagai Hari Siap Siaga Epidemi Internasional

Terdapat total 103 orang yang terdaftar dalam pilkada Tangerang Selatan, namun hanya 80 orang yang menggunakan hak suaranya.

Hal tersebut terjadi, karena sebagian pasien yang tidak mencoblos adalah bukan warga yang memiliki KTP domisili Tangerang Selatan.

Proses pemungutan suara di rumah isolasi tersebut juga berlangsung dengan ketat dan menerapkan prokes baik peserta pemilih dan juga panitia KPPS.

Kronologis kegiatan pemungutan suara berlangsung lancar, teratur, dan semua pihak saling menjaga jarak.

Tasya Marseyla menyampaikan bahwa sebelum pilkada berlangsung tidak ada sosialisasi atau 'woro-woro' dari pihak pemerintah setempat.

Baca Juga: Update Hasil Liga Champions Eropa: Jerman dan Spanyol Mendominasi dengan Mengirim 4 Wakil

Sehingga, Tasya Marseyla dan para peserta pemilih lain menyuarakan hak pilih karena alasan hati nurani.

Itulah informasi mengenai cerita salah satu panitia KPPS pilkada era pandemi dan pasien Covid-19 yang ikut berpartisipasi menyalurkan hak pilihnya.*** (Portal Jember/Anisa Maharani)

Editor: LU Ali

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah