WARTA LOMBOK - Tahun 2020 akan segera berakhir dan berganti tahun baru 2021. Tahun ini merupakan periode sulit seiring mewabahnya virus Covid-19 di hampir seluruh negara tak terkecuali Indonesia.
Munculnya virus Covid-19 praktis mempengaruhi berbagai sektor kehidupan mulai dari sosial, politik, ekonomi hingga yang paling terpukul adalah sektor kesehatan. Seiring Covid-19 mulai dikenal di Indonesia, mempengaruhi informasi medis yang sebelumnya menjadi landasan rujukan masyarakat.
Fenomena yang terjadi secara global membuat masyarakat kian tertekan serta situasi yang kian kompleks dengan adanya infodemik yaitu membanjirnya informasi yang keliru terkait pandemi.
Baca Juga: Ternyata Ini Sebab Sandiaga Uno Memilih Gabung Kabinet, Faktor Pengangguran Salah Satunya
Akan tetapi tidak sekedar infodemik saja yang mewarnai tahun 2020. Beberapa konten yang beredar serta berita yang bersumber tidak jelas, sangat banyak ditemukan sepanjang tahun 2020.
Melansir dari Antara, Warta Lombok.com merangkum beberapa konten yang misinformasi dan sempat membingungkan masyarakat.
Informasi berikut merupakan hasil identifikasi dan penyaringan berita hoaks yang beredar di internet baik itu melalui pesan berantai dan melalui media sosial.
Hoaks pengganti Wapres Ma'ruf Amin di bulan Januari
Hoaks ini muncul tiga bulan setelah pelantikan Jokowi dan Ma'ruf Amin yang mana didasari oleh kekosongan posisi Anggota Dewan Pengarah Badan pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Masyarakat terkecoh dengan disinformasi yang menyorot posisi Ma'ruf Amin sebagai pendamping Presiden Joko Widodo, dan kabar itu sama sekali tidak terkait dengan penggantian Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden.
Baca Juga: Bejat, Seorang Ayah Tega Cabuli Anak Kandungnya yang Masih Berusia 2 Tahun
Pasien terjangkit Covid-19 di Semarang meninggal pada Februari
Kepanikan terjadi ketika masyarakat salah mengartikan video unggahan salah satu stasiun televisi yang keliru dan disinformasi. Bulan Februari masyarakat disuguhkan berbagai informasi hoaks khususnya terkait Covid-19 yang isunya mulai merebak waktu itu.
Covid-19 di kemasan rokok dan Jokowi hadiri sebuah konser musik pada bulan Mei
Beredarnya informasi mengenai kemampuan virus Corona menular lewat permukaan benda termasuk juga barang konsumsi sangat merisaukan masyarakat.
Pesan berantai tentang salah satu produk rokok yang terpapar Covid-19 adalah berita yang banyak mendapat perhatian masyarakat.
Bulan Mei juga dihebohkan dengan kabar presiden Jokowi yang terihat menghadiri acara konser musik disaat masyarakat dihimbau untuk menjaga jarak. Faktanya adalah Jokowi menghadiri konser Syncronize Fest pada 2017 sebelum Covid-19 menyeruak.
Baca Juga: Juliari P Batubara Jalani Pemeriksaan Perdana Dengan Rompi Tahanan
Hoaks kemunculan PKI di bulan Juni
Peringatan Hari Pancasila 1 Juni diwarnai beredarnya hoaks akan kemunculan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Seiring pandemi dibarengi juga dengan isu dan hoaks politik yang mendapat porsi cukup tinggi di media-media online.
Peringatan kemerdekaan 17 Agustus dan hoaks tanda salib
Logo resmi HUT ke-75 RI disebut mirip tanda salib muncul disaat rakyat sedang memperingati 17 Agustus.
Insiden kebakaran gedung Kejaksaan Agung RI serta kabar jika korupsi akan diputihkan menjadi perhatian terkait bantahannya.
Hoaks vaksin dan pembubaran MUI pada bulan September
Berita hoaks mengiringi vaksin Covid-19 setelah dilakukan ujicoba ke-3 pada Agustus di Indonesia yang mengatakan Sinovac justru membuat relawan terjangkit Covid-19.
Kabar PDIP yang membuka peluang bubarkan MUI mendapat banyak sorotan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Potensi Banjir Awal Tahun 2021, BMKG Ingatkan Warga Agar Waspada
UU Ciptaker dan pembakaran rumah Puan Maharani
Pengesahan UU Ciptaker oleh DPR pada tanggal 5 Oktober mendapat sejumlah penolakan dari masyarakat. Media sosial kemudian diramaikan dengan berbagai komentar dan reaksi atas UU Ciptaker termasuk pembakaran rumah Ketua DPR Puan Maharani.
Habib Rizieq Shihab mewarnai bulan November
Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia diiringi oleh berita hoaks yang menebutkan Habib Rizieq pernah bersumpah tak akan kembali ke Indonesia.
Fakta setelah ditelusuri adalah tidak ditemukan adanya pernyataan Habib Rizieq yang bersumpah dengan mengatakan itu.
Hoaks lain yang beredar adalah SIM C yang mendapat bantuan sosial yang berawal dari sebuah candaan warganet akan tetapi banyak yang mempercayai kabar itu.
Desember, Solo lockdown dan Malang zona hitam
Berita palsu tentang penutupan dua kota wisata pada akhir tahun menjadi kabar hoaks yang beredar. Faktanya tidak ada kebijakan daerah manapun yang melakukan penutupan total di akhir tahun.
Baca Juga: Fadli Zon Benarkan Cak Nun Terkait Narasi Islam Radikal
Kebijakan resmi adalah warga yang mudik dihimbau untuk mengikuti tes cepat antigen dalam menghindari penularan Covid-19 yang lebih luas.***