Dalam hitungan jam, menjelang maghrib jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur.
Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular Covid-19 dan berujung pada kematian.
Penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga, satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain.
Baca Juga: Ambroncius Nababan Resmi Ditetapkan Tersangka Kasus Rasisme
Baca Juga: Astrofisikawan Brian Nord Menjawab Tujuan Pengembangan Algoritma di Masa Mendatang
Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. Janganlah jadi penular, ikutlah mencegah penularan.
Kurangi kegiatan di luar rumah, kecuali kegiatan mendesak dan mendasar. Saat pulang, maka taati protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker dan hindari kontak fisik dengan keluarga.
Pakai masker itu tidak nyaman, tapi ingatlah, terkena Covid-19 itu jauh lebih tidak nyaman.
Berjarak, tak bersalaman dengan keluarga itu terasa aneh, tapi ingatlah terpisah untuk isolasi bahkan berpisah selamanya itu jauh amat tidak nyaman. Jadi jangan lelah, jangan lengah.