WARTA LOMBOK - Balai Yasa Madiun resmi dibuka oleh Staatsspoorwegen pada 1884. Pada zaman Belanda, Balai Yasa Madiun menjadi yang terbesar dan terlengkap di Jawa.
Balai Yasa Madiun Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) merupakan benteng terakhir lokomotif uap di Jawa.
Pada 29 Agustus 1981 diadakan serah terima Balai Yasa Madiun dari PJKA ke PT. Industri Kereta Api (INKA).
Baca Juga: Kereta Api Indonesia Melanjutkan Akomodir Perjalanan Kereta Api Favorit pada Maret 2021
Dikutip wartalombok.com dari akun Kereta Api Indonesia @keretapikita pada 21 Maret 2021, Balai Yasa Madiun menjadi yang paling besar dan terlengkap pada awal abad ke-20.
Sejak 1970 sampai 1980, sebanyak 583 lokomotif uap berbagai ukuran berhasil diperbaiki oleh Balai Yasa Madiun.
Balai Yasa Madiun menjadi pusat modifikasi lokomotif uap berbahan bakar kayu jati menjadi minyak bakar.
Ketika Balai Yasa Gubeng mulai beroperasi sejak 1916, beberapa peralatan mesin bengkel di Balai Yasa Madiun dipindah ke Gubeng.
Baca Juga: Kereta Api Lintas Stasiun Pohgajih-Kesamben Sempat Alami Gangguan Karena Longsor