Kementerian BUMN Perkenalkan IBC Sebagai Pengelola Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Bermotor Listrik

- 29 Maret 2021, 20:39 WIB
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC). /Twitter.com/@KemenBUMN

 

WARTA LOMBOK - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN) mengaspirasi penguatan tiga sektor ketahanan utama bagi masa depan kemajuan Indonesia di 2045 yang terus dibangun. 

Kemen BUMN melalui bidang ketahanan energi memperkenalkan Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai holding. 

IBC sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (Electric Vehicle Battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

 Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Mendukung Daya Saing Internasional PT INKA Melalui Kunjungannya

Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter Kemen BUMN @KemenBUMN pada 26 Maret 2021, pembentukan IBC ditandai dengan shareholders’ agreement. 

Pembentukan IBC ditandai dengan penandatanganan perjanjian pemegang saham yang dilakukan pada 16 Maret 2021. 

16 Maret 2021 dilakukan penandatanganan perjanjian pemegang saham dalam rangka pembentukan IBC oleh empat perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi. 

Dalam konferensi pers pembentukan IBC yang dilaksanakan secara virtual, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan bahwa pembentukan IBC merupakan strategi Pemerintah. 

Melalui konferensi pers pada Jumat, 26 Maret 2021, Erick mengungkapkan bahwa dibentuknya IBC menjadi strategi Kemen BUMN untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia. 

 Baca Juga: Menparekraf Gandeng Mendikbud dan Menteri BUMN Terkait Pembangunan Infrastruktur Pariwisata

Erick juga menuturkan bahwa pemerintah ingin menciptakan nilai tambah ekonomi dalam industri pertambangan dan energi. 

Nilai tambah ekonomi dalam industri pertambangan dan energi terutama nikel, dimana nikel menjadi bahan utama baterai EV dan mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik. 

Selain itu, membentuk nilai tambah ekonomi juga memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. 

“Kita ingin menciptakan nilai tambah ekonomi dalam industri pertambangan dan energi, terutama nikel yang menjadi bahan utama baterai EV, mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik, dan memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan,” tutur Erick. 

Perusahaan juga akan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, dimana hal tersebut dianggap sejalan dengan IBC yang mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik. 

 Baca Juga: SMK Al Amin Kilang Dipuji Pengawas Karena Berhasil Melaksanakan Ujian Sekolah Dengan Aman dan Lancar

Baca Juga: HMI BADKO NUSRA Mengutuk Keras Aksi Terorisme di Gereja Katedral Makassar

Kerjasama dengan pihak ketiga yang menguasai teknologi dan pasar global dilakukan oleh perusahaan untuk membentuk entitas patungan di sepanjang rantai nilai industri EV battery. 

Kerjasama dimulai dari pengolahan nikel, material prekursor dan katoda, hingga battery cell, pack, energy storage system (ESS), dan recycling. 

Dan sampai saat ini telah dilakukan penjajakan kepada beberapa perusahaan global yang bergerak di industri baterai EV seperti dari China. 

Indonesia berpotensi memiliki pangsa pasar produksi dan penjualan kendaraan jenis bermotor roda dua dan empat yang sangat besar. 

 Baca Juga: Pemerintah Indonesia Terus Berupaya Memperbaiki Ekonomi, Berikut Ungkapan OECD Terhadap Ekonomi Indonesia

Adapun potensi yang dimiliki Indonesia yaitu hingga 8,8 juta unit untuk kendaraan roda dua dan 2 juta unit untuk kendaraan roda empat pada tahun 2025. 

Keunggulan rantai pasokan yang kompetitif tersebut, setidaknya terdiri dari 35 persen komponen EV dapat berasal dari lokal.*** 

Editor: ElRia Shd

Sumber: Twitter @KemenBUMN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah