Pembangunan jembatan gantung asimetris untuk desa tersebut menggunakan sistem satu arah dengan konsep flying fox.
Dengan menggunakan sistem satu arah melalui konsep flying fox tersebut, pembangunan Judesa dapat memudahkan pembukaan akses pada daerah terisolir.
Selain itu, sistem searah dengan konsep flying fox juga dapat mengurangi pengangkutan material menyeberangi sungai.
Judesa dinilai mampu mengakomodasi kebutuhan panjang bentang jembatan 30-120 meter.
Baca Juga: Konsep Pariwisata Berkelanjutan Tumbuhkan Rasa Tanggung Jawab yang Besar Bagi Wisatawan
Judesa dengan bentang 120 meter pertama kali diterapkan di Desa Muara Cikadu, Kabupaten Cianjur jembatan tersebut yakni Jembatan Julangtaka.
Jembatan Julangtaka menghubungkan Dusun Cijulang dan Dusun Bantaka yang terpisah oleh sungai Cisadea.***