75 Persen Ekspor Berupa Produk Manufaktur, Kemenperin Fokus Hilirisasi

- 26 Juni 2021, 13:56 WIB
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Fokus untuk Menjalankan Kebijakan Hilirisasi Industri Karena Memberikan Dampak yang Luas Bagi Perekonomian Nasional.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Fokus untuk Menjalankan Kebijakan Hilirisasi Industri Karena Memberikan Dampak yang Luas Bagi Perekonomian Nasional. /Twitter.com/@Kemenperin_RI

Hilirisasi di sektor ini juga mendukung penyerapan tenaga kerja. Sebagai industri yang padat modal sekaligus padat karya, industri perhiasan emas dapat menyerap sebanyak 21.269 tenaga kerja untuk produksi eksisting sebanyak 47,5 ton.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim menyampaikan, pada periode 2020, sektor industri hilir minyak sawit menunjukkan kinerja produksi dan ekspor yang tinggi. Nilai ekspornya mencapai 22,73 miliar dolar AS.

Ekspor bahan baku CPO juga berkurang karena diproses dan diekspor sebagai bahan baku Biodiesel Program B30.

“Program hilirisasi industri minyak sawit merupakan salah satu contoh sukses industrialisasi sumber daya alam yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri, sekaligus menjadi andalan devisa negara,” tuturnya.

Rochim menjelaskan, komoditas kelapa sawit dan minyak kelapa sawit semakin digemari pasar global untuk keperluan 6F: Food (pangan), Fuel (Bahan bakar terbarukan), Fine Chemical (sabun dan personal wash), Fito-nutrient (vitamin dan nutrisi), Feed (pakan ternak), dan Fiber (serat untuk material baru).

“Indonesia telah mengembangkan industri hilir untuk mengolah minyak sawit menjadi aneka produk hilir bernilai tambah tinggi,” tandasnya.***

Halaman:

Editor: M. Syahrul Utama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x