Mencengangkan! Berikut Beberapa Pernyataan Prabowo dalam Debat Capres yang Tidak Sesuai Fakta

- 14 Desember 2023, 15:58 WIB
Potret Prabowo Subianto saat debat Capres
Potret Prabowo Subianto saat debat Capres /Instagram/@prabowo

Baca Juga: PUKIS Soroti Visi Infrastruktur Anies, Ganjar, dan Prabowo

Namun, data yang diungkap oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan fakta yang berbeda. Berdasarkan laporan BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,31 persen, yang memang merupakan angka tertinggi selama masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Namun, referensi lain seperti laporan Informasi Kinerja Pembangunan 2004-2012 oleh Bappenas mencatat bahwa Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen pada tahun 2011 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Data terbaru dari BPS pada triwulan III 2023 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi 4,94 persen dari angka sebelumnya pada triwulan II 2023 yang sebesar 5,17 persen.

Baca Juga: Resmi Daftar di KPU, Prabowo dan Gibran Disambut dengan Meriah Oleh para Warga

Hal ini menandakan bahwa klaim tentang pertumbuhan ekonomi yang paling pesat dalam sejarah Republik Indonesia di era pemerintahan Jokowi masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut, mengingat adanya variasi data dari waktu ke waktu.

Petani Jawa Tengah Kesulitan Dapat Pupuk, Benarkah?

Prabowo Subianto, menyampaikan pandangannya bahwa petani di Jawa Tengah mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk. Namun, fakta yang diungkap oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah menunjukkan adanya perbedaan dalam konteks jenis pupuk yang dirujuk.

“Menurut pandangan saya juga kelompok rentan itu juga termasuk para petani dan nelayan. Dan yang saya dapat, setelah saya keliling khususnya di Jawa Tengah, Pak Ganjar, petani-petani di situ sulit mendapatkan pupuk,” kata Prabowo.

Baca Juga: Resmi, Prabowo Subianto Deklarasi Gibran Rakabuming Sebagai Cawapresnya

Dinas tersebut mencatat bahwa kekurangan terjadi pada jenis pupuk anorganik. Kebutuhan pupuk anorganik di wilayah itu sekitar 2.011.477 ton, sementara bantuan yang diterima dari pemerintah berupa pupuk anorganik bersubsidi seperti urea dan NPK mencapai 1.165.609 ton.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah