Bulan lalu, Mark House, seorang pengacara AS dan pejabat teknis Federasi Angkat Berat Internasional (IWF), berpendapat bahwa atlet Selandia Baru itu sebaiknya tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo.
Kendati demikian, kemarahan atas kejadian ini seharusnya ditujukan pada komite, dan bukan pada atlet itu sendiri.
“Partisipasinya akan sangat mengurangi peluang untuk melakukan diskusi rasional tentang kebijakan transgender,” kata House, seraya menambahkan bahwa dia mempertanyakan apakah kebijakan IOC tentang masalah ini benar-benar berbasis ilmu pengetahuan.***