Ibadah Haji ; Kesabaran dan Etos Kerja!

- 11 Juli 2023, 13:53 WIB
Dr. H. Lalu Sirajul Hadi, M. Pd. Tim Pemandu Haji Indonesia  Lombok NTB 2023 ketika di Mekkah, 11 Juli 2023.
Dr. H. Lalu Sirajul Hadi, M. Pd. Tim Pemandu Haji Indonesia Lombok NTB 2023 ketika di Mekkah, 11 Juli 2023. /Dok. Warta Lombok/Lalu Sirajul Hadi

Oleh: Dr. H. Lalu Sirajul Hadi, M. Pd. (Tim Pemandu Haji Indonesia Lombok NTB 2023, Kepala MAN 1 Mataram)

WARTA LOMBOK - Tidak ada manusia yang tidak wajib bersyukur, manakala ia menjadi manusia terpilih, mendapatkan undangan kelas istimewa dari Allah.

Undangan sebagai duyufullah-duyufurrahman (Tamu Allah), yang diberikan waktu dan kesempatan untuk berkunjung ke Baitullah, Makah Almukarromah untuk menunaikan Ibadah Haji, rukun Islam kelima. Menunaikan ibadah haji, ternyata bukan semata-mata pada persoalan kemampuan secara material, namun juga menyentuh dimensi lain manusia.

Baca Juga: Ternyata Inilah Orang Lombok Pertama yang Naik Haji ke Mekah

Banyak orang yang secara ekonomi memiliki kemampuan (harta) cukup bahkan berlebih, tapi belum "tertarik" untuk segera menunaikan ibadah Haji. Begitu juga sebaliknya, banyak orang yang secara ekonomi memiliki kemampuan pas-pasan, bahkan kurang, tetapi justru memiliki semangat dan ghiroh yang luar biasa, sehingga dapat melaksanakan ibadah Haji.

Melaksanakan ibadah haji sebagai bentuk penyempurnaan atas keislaman seseorang, memiliki perspektif yang kompleks. Ibadaj haji pada praktiknya adalah sebuah pergumulan spiritual yang sarat dengan dinamika emosional, selain kemampuan secara fisik (material). Bahkan pada beberapa fase dan proses peribadatan (manasik), rukun,wajib dan sunnah haji yang dilakukan, tidak semua mampu ditembus oleh nalar dan logika manusia. Oleh sebab itu, Haji bukan saja tentang perkara diakhir, tetapi juga perkara diawal. Perlu totalitas, kesiapan,ketulusan, kesetiaan lahir dan bathin bagi siapapun yang akan melaksanakannya.

Ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan Allah kepada manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah Alimron ; 97 yang artinya " Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah yaitu bagi orang-orang yang mampu". Terdapat dua kata kunci dalam teks ayat ini, bahwa melaksanakan ibadah haji adalah tentang kewajiban dan kemampuan.

Baca Juga: Jadi Rebutan, Real Madrid Berhasil Mendapatkan Pemain Muda Berbakat Arda Guler dari Turki : Sehebat Apa Dia?

Dalam perspektif praktis, pelaksanaan ibadah Haji sering kali berbenturan dengan dua kondisi. Yakni, ibadah haji memang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi, dengan segala varian cobaan,godaan dan tantangannya. Kedua, perlunya etos kerja dan profesionalitas, dalam konteks ini, dikarenakan Haji tentang manajemen, layanan dan tata kelola. Kedua kondisi ini acapkali sering berhadap hadapan, sehingga tidak jarang pula "menguji" tabiat dna perilaku setiap orang yang ada di sekitarnya.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah