Gonta-Ganti Kurikulum

- 27 Oktober 2023, 11:15 WIB
Asip Suryadi, Widyaswara BDK Keagamaan DKI Jakarta.
Asip Suryadi, Widyaswara BDK Keagamaan DKI Jakarta. /Dok. Warta Lombok/Mamiq Alki

Salah satu fungsi kurikulum adalah mengantarkan generasi muda ke masa depan. Dengan kata lain kurikulum harus mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan watak tertentu agar mereka dapat hidup di masa yang akan datang ketika mereka dewasa.

Bagaimana kehidupan 15 sampai 20 tahun kedepan? Prediksi kehidupan di sekitar tahun 2035 diantaranya semakin sempitnya ruang di bumi, semakin terbatasnya makanan dan air, makin buruknya kualitas lingkungan, bahaya perang nuklir, robot berperangkat AI (kecerdasan buatan) merebut pekerjaan dan mengendalian semua bidang secara otomatisasi. Selain itu bangsa-bangsa berlomba invasi ke planet lain. Di masa itulah anak-anak sekarang akan hidup sebagai orang dewasa.

Bangsa ini harus merumuskan kurikulum untuk mengantarkan anak-anak ke zaman tersebut. Lalu
kurikulum seperti apa yang dapat membekali anak-anak kita sekarang ini? Apakah kurikulum yang
berlaku dapat menjawabnya? Ketika kurikulum tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut maka
sebuah keharusan dikembangkan menjadi kurikulum lebih visioner.

Baca Juga: Siswa ini Berani Melontarkan Kritikan Pedas Kepada Presiden dan Mendikbud terkait Kurikulum Pendidikan

Baca Juga: Khusus S3 Dosen PT Akademik dan Vokasi, Beasiswa Pendidikan Indonesia Batch II Dibuka: Berikut Syaratnya..

Itulah argumentasi sederhana perubahan kurikulum. Tentu banyak argumen lainnya yang lebih kompleks seperti argumenasi ekonomi, politik dan sosial budaya baik nasional maupun global.

Semua menjadi argumentasi perubahan kurikulum. Dengan demikian gonta-ganti kurikulum tidak bermakna negatif melainkan keniscayaan.***

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah