WARTA LOMBOK- Desa terapung di atas air terbesar di Afrika. Afrika adalah benua terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika dan kedua terbanyak penduduknya setelah Asia, dengan luas wilayah 30 juta km2, Afrika meliputi 20,3% dari seluruh total daratan bumi.
Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa kawasan Afrika merupakan tempat yang gersang dan kering, anggapan itu sah-sah saja mengingat ada banyak gurun yang terdapat di benua ini.
Gurun Sahara dan Gurun kalahari adalah dua dari sekian banyak gurun pasir di Afrika, tapi tahukah kamu bahwa meski terkenal kering di satu tempat di Afrika.
Baca Juga: Ikuti Jejak Suaminya Ruben Onsu, Sarwendah Kini Tambah Lapak di Shopee Live
Justru ada sebuah desa terapung yang berada di atas air Desa terapung tersebut bernama Desa Ganfi, sebagaimana dikutip warta-lombok.com melalui kanal youtube Jelajah Bumi pada 1 Agustus 2023.
Ganvie adalah sebuah desa terapung yang terletak di Danau Noku Bening Afrika Barat Desa ini menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di benin karena keunikan dan keindahan pemandangan desa yang terapung di atas airair.
Ganvie didirikan pada abad ke-18 oleh suku tofino yang menghindari perbudakan mereka membangun desa terapung ini di tengah Danau dengan tujuan agar lebih sulit dijangkau oleh para penjajah yang ingin mengejar mereka.
Baca Juga: Khasiatnya Melimpah! Intip 4 Manfaat dan Khasiat Buah Nanas yang Sayang Anda Lewatkan
Desa terapung ini juga menjadi simbol keberanian suku Tofino yang menolak untuk dikuasai oleh kekuatan kolonial Desa Ganvie terdiri dari sekitar 30.000 penduduk, yang tinggal di atas 3000 rumah terapung Kano.
Berukuran kecil yang disebut Pirogue adalah satu-satunya alat transportasi di sini, warga desa hidup dari berbagai jenis pekerjaan seperti nelayan, petani, dan pengrajin.
Kerajinan tangan warga desa juga terkenal sebagai ahli dalam menangkap ikan dan hasil tangkapan ikan mereka terjual ke berbagai pasar di sekitar benih salah satu keunikan dari Desa Ganvie.
Adalah rumah-rumah terapung yang dihuni oleh penduduknya, rumah-rumah ini terbuat dari kayu dan diikatkan dengan bambu serta disangga dengan tiang kayu, yang ditanam di dasar danau.
Setiap rumah memiliki atap jerami yang memberikan perlindungan dari panas matahari dan hujan, namun sekarang ada juga atap yang menggunakan seng warga.
Desa Ganvie juga memiliki tradisi menangkap ikan dengan menggunakan jaring dan Perahu Kayu tradisional yang disebut pirogo.
Pirogo merupakan jenis perahu yang dirancang khusus untuk berlayar di danau yang dangkal warga desa biasanya menggunakan pirogu untuk mencari ikan dan berdagang di pasar-pasar di sekitar danau meskipun hidup diatas air warga.
Desa Ganvie memiliki kehidupan yang cukup lengkap dan teratur, mereka memiliki sekolah pusat kesehatan pasar dan tempat ibadah.
Mereka juga menjaga lingkungan sekitar Desa dengan menjaga kebersihan air dan memperbaiki rumah mereka secara teratur.
Baca Juga: Sinopsis Bhagya Lakshmi 31 Juli 2023: Neelam Kecelakaan, Rishi Salah Paham dan Membenci Lakshmi
Kini Desa Ganvie telah menjadi salah satu objek wisata yang populer di benin wisatawan dapat menikmati pemandangan indah desa terapung belajar tentang kehidupan masyarakat setempat dan menikmati kuliner khas benin.
Seperti hidangan ikan dan nasi dengan rempah-rempah lokal, namun seperti desa terapung lainnya warga Desa Ganvie juga menghadapi berbagai tantangan salah satunya masalah polusi air
oleh karena itu pemerintah benih dan organisasi non pemerintah bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup warga desa, dan menjaga kelestarian lingkungan sekitar danau.
Baca Juga: PBB Secara Resmi Mendeklarasikan Dukungan Kepada Prabowo Subianto Sebagai Calon Presiden 2024.
Itulah sekilas mengenai Ganvie desa di atas air terbesar di Afrika yang dihuni puluhan ribu orang sekian dan terimakasih.***