WARTA LOMBOK - Rebo Bontong ( Sasak ) atau Rebo Wekasan ( Jawa) adalah hari Rabu terakhir dalam bulan Safar penanggalan Hijriyah. Dalam tradisi Lombok atau suku sasak, hari ini dikenal sebagai hari musibah.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Lombok Timur, Muhir, S. Pd., menyampaikan terkait Rebo Bontong, dilaksanakan sebagian besar di masyarakat Sasak pesisir.
Merujuk pada penuturan orang tua yang mengambil beberapa kisah klasik, kabarnya pada hari rabu terakhir bulan Safar tersebut, Tuhan menurunkan ribuan jenis penyakit, semasa Rasulullah Hidup.
Baca Juga: Ini Doa dan Tata Cara Ibadah Tolak Bala Rebo Wekasan atau Rebo Bontong
Baca Juga: Prabowo Curigai ada Dalang Asing yang Membiayai Demo UU Cipta Kerja, Masyarakat Diminta Untuk Terima
“Dan pada waktu itulah Rasulullah terpapar penyakit yang cukup serius selama dua belas hari sampai beliau meninggal dunia pada tanggal hari kelahirannya di dunia,” ungkap Muhir melalui HP kepada pihak Warta Lombok, 13 Oktober 2020.
Lebih lanjut Muhir yang juga Tokoh Adat di Lombok Tmur, menyampaikan sebelum meninggal Rasulullah berpesan agar pada pada hari tersebut memperbanyak doa dan ibadah kepada Alloh agar terhindar dari Wabah yang di turunkan Alloh SWT.
Hal itulah yang di tafsirkan oleh suku Jawa dengan konsep kegiatan ritual Rabu wekasan (istilah jawa). Sasak menafsirkan Rebo terakhir tersebut dengan ritual Tetulak Tamparan atau dan tradisi nyelamaq di lombok bagian selatan untuk beberapa desa pesisir lainnya. Tutur Kabid Muhir.
Baca Juga: Rayakan Ultah, Instagram Hadiahkan Fitur Unik yang Bisa Buat Nostalgia Penggunanya