WARTA LOMBOK - Imposter Syndrome merupakan rasa tidak yakin dengan kualitas pekerjaan sendiri dan menganggap pencapaian yang diraih adalah kebetulan.
Imposter Syndrome juga bisa membuat seseorang meragukan kemampuan diri sendiri atau merasa tak yakin mengemban tanggung jawab.
Imposter Syndrome mengacu pada satu fenomena psikologi yang dialami oleh orang yang berkarir dan sudah mencapai kesuksesan.
Baca Juga: Hubungan Palestina - Israel Kian Memburuk Usai Jual Beli Serangan Roket di Jalur Gaza
Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan @BPPKkemenkeu pada 9 Mei 2021, Imposter Syndrome juga bisa terjadi pada seseorang yang karirnya sedang berkembang.
Umumnya Imposter Syndrome selalu meragukan pencapaian dan kemampuan dirinya sendiri dan yang diraih hanyalah sebuah kebetulan.
Adapun beberapa gejala Imposter Syndrome yaitu sebagai berikut:
1. Khawatir dengan performa kerja, adanya perasaan takut akan kesalahan yang dilakukan karena bisa merusak kinerjanya
2. Meragukan diri sendiri dan selalu merasa khawatir karena tidak dapat mempertahankan pencapaian yang dia dapat
3. Menghindari tanggung jawab dan lebih fokus dengan tugas yang sudah ada serta enggan mengambil tugas tambahan yang bisa meningkatkan nilai kinerja
4. Tidak Puas dengan hasil kinerja serta cenderung tetap pada posisi karena tidak percaya bisa berbuat lebih baik
Baca Juga: Indeks Kepuasan Pengguna Layanan BPPK Mencapai Kategori Puas dan Mengungguli Kementerian Keuangan
5. Menyangkal kompetensi yang dimiliki dan menyangkal kompetensi yang dimiliki karena merasa bahwa kesuksesan disebabkan oleh faktor keberuntungan atau peluang dari luar.
Imposter Syndrome dapat diatasi dengan selalu menjadi pembelajar serta menambah wawasan ilmu pengetahuan agar kepercayaan diri dapat meningkat.***