Network
WARTA LOMBOK - Etnis Bali di Lombok sangatlah banyak, bahkan ada ungkapan yang menyebutkan 'di Bali kita tidak bisa melihat Lombok tapi di Lombok kita bisa melihat Bali'.
Ungkap itu benar adanya, lebih-lebih di Lombok bagian barat baik sejumlah pura akan mudah ditemukan.
Ingin melihat keberadaan etnis Bali di Lombok datanglah ke Mataram sehari sebelum perayaan hari raya Nyepi, kemeriahan pawai ogoh-ogoh akan terlihat pada saat itu.
Baca Juga: Mengapa Tidak Ada Etnis Bali di Lombok Timur? Ternyata ini Penyebabnya
Banyak sumber menyebut tentang keberadaan etnis Bali di Lombok seperti termuat dalam buku "Kupu-Kupu Kuning yang Terbang di Atas Selat Lombok".
Kedatangan etnis Bali di Lombok dimulai pada tahun 1692 bersamaan dengan ekspedisi kerajaan Karangasem Bali ke Lombok.
Jika di teliti lebih jauh sebetulnya hubungan Bali dengan Lombok telah terjalin jauh sebelum tahun 1692.
Kadang orang berpikir bahwa etnis Bali yang ada di Lombok ini adalah etnis Bali yang berasal dari trah Karangasem.
Hubungan Bali dengan Lombok telah terjalin sejak kerajaan Gelgel eksis di Bali, dalam buku "Sejarah Hukum Internasional di Bali dan Lombok" karangan Dr. Utrecht.
Baca Juga: Diduga Selewengkan Dana APBDes, Kepala Desa Bakan Dilaporkan Ke Kejari Loteng
Uterech mengutip pendapat Berd menulis "Salah satu raja Gelgel yang termashur adalah raja Batu Renggong yang memerintah pada pertengahan abad ke-16".
Pada zaman Raja Batu Renggong pulau Bali tidak lagi di bawah kekuasaan salah satu kerajaan di Jawa.
Menurut sumber-sumber Indonesia maka Batu Renggong tidak hanya memerintah di Bali atau berkeraton di Gelgel, tetapi juga di Sasak atau Lombok, Samawa atau Sumbawa, dan merebut Blambangan di Jawa Timur sampai Puger.
Dalam bukunya 'Gde Parimartha Lombok abad 19 halaman 21' disebutkan Raja Batu Renggong ini memerintah di tahun 1500, pengaruhnya sampai ke Blambangan, Lombok dan Sumbawa.
Pada tahun 1597 saat Blambangan di serang Pasuruan dan meminta bantuan Gelgel untuk mendatangkan pasukan dari Bali, Lombok dan Sumbawa.
Baca Juga: Polres Lombok Timur Tangkap Pengedar Narkoba Jenis Sabu di Masbagik
Dari keterangan ini dapat dipastikan bahwa, adanya Lombok pada abad 16 berada di bawah pengaruh Gelgel.
Keterangan ini juga diperkuat dengan berita dari seorang pelancong Belanda bernama Steven Van Der Hagen tahun 1603.
Steven menyebut pulau Lombok saat itu merupakan bagian dari pulau Bali, pengaruh Gelgel di Lombok bertahan sampai dengan tahun 1633
Namun pendapat berbeda dikemukakan oleh tim penyusun sejarah kota Mataram, dalam laporan akhir yang mereka susun.
Disebutkan jika sebetulnya pada tahun 1520 an, Bali yang berada di bawah pengaruh Lombok.
Hal itu mereka dasarkan pada berita yang ada di 2 naskah Bali yaitu Dwijendra tTatwa dan Babad Dalem.
Baca Juga: Daeng Paelori Dukung Penuh Pengelolaan Sunrise Land Lombok Berbasis Masyarakat dan Multipihak
Diceritakan saat kerajaan Sasak diperintah oleh Sri Aji Krahengan, Gelgel sering mendapat serangan dari pasukan Sasak, hingga akhirnya karena kewalahan dan resah atas gempuran itu.
Waturenggong, raja Gelgel saat itu memerintahkan Dahyang Nirartha, pedanda utama di kerajaan Gelgel untuk menemui raja Sasak.
Misinya adalah menawarkan perdamaian, sesampainya di istana kerajaan Sasak, Dahyang Nirartha disambut dengan penuh penghormatan oleh Sri Aji Krahengan.
Di hadapan Sri Aji Krahengan, Dahyang Nirartha menekankan pentingnya perdamaian antara Lombok dengan Bali.
Sri Aji Krahengan menyambut baik perdamaian yang ditawarkan Gelgel.
Momen penting pertemuan diplomatik itu terjadi pada bulan Oktober 1530 M, perjanjian perdamaian itu dikenal dengan "perjanjian Aji Krahengan".
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan hubungan antara Bali dengan Lombok berlangsung sejak tahun 1500-an.***
