Dikutip dari laman resmi disbudpar.ntbprov.go.id, para Pepadu hanya akan mengenakan celana yang dibalut dengan kain penutup khas Lombok dan mengenakan ikat kepala.
Keduanya pun tidak mengenakan baju atau atasan dan hanya akan bertelanjang dada.
Para Pepadu akan mulai beradu kekuatan dengan iringan suara musik tabuhan dengan diawasi oleh seorang wasit peresean yang dikenal dengan nama Pekembar.
Jika salah satu Pepadu mengeluarkan darah maka akan dianggap kalah, sehingga pemenang bisa langsung ditentukan.
Sementara jika dalam lima ronde belum ada Pepadu yang kalah, maka keputusan siapa pemenangnya berada di tangan para pekembar.
Sejarah Tradisi Peresean
Sejarah Peresean adat Lombok ternyata tidak sekadar menjadi aksi adu kekuatan namun memiliki nilai-nilai dan maksud tersendiri.
Selain sebagai bagian dari pertunjukan, sejarah Peresean Suku Sasak tak lepas dari maksud dilaksanakannya tradisi ini pada zaman dahulu.