Dilansir dari berita sebelumnya, peristiwa tersebut diungkap salah satu bendahara sekolah yang menolak disebut namanya. Ia mengatakan pihaknya dipaksa untuk menganggarkan pengadaan CCTV di sekolah.
“Kita di suruh anggarkan pengadaan CCTV di sekolah. Di mana kalau kita pasang di 4 titik harus keluarkan anggaran Rp7 juta, dan kalau 8 titik di suruh anggarkan Rp10 juta,” ungkap sumber.
Menurut sumber ini, pengadaan CCTV tidak terlalu urgent. Hal tersebut lantaran masih banyak kebutuhan-kebutuhan lainnya yang dibutuhkan sekolah.
”Menurut saya CCTV tidak terlalu urgent, karna masih banyak kebutuhan yang lain belum ada di sekolah, seperti laptop dan kebutuhan lainnya.” kata sumber.
Merespon terkait isu pemaksaan pengadaan CCTV sekolah, Kepala UPT Dikbud Sikur, Karyatul saat di konfirmasi awak media membantah tudingan tersebut.