Guru Besar Ade Gaffar : Peranan Sains Komputasi Energi untuk Kemandirian Teknologi Indonesia

- 9 November 2020, 22:43 WIB
Prof. Dr. Ade Gaffar Abdullah, S.Pd., M.Si dalam pengukuhan guru besar Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2020.
Prof. Dr. Ade Gaffar Abdullah, S.Pd., M.Si dalam pengukuhan guru besar Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2020. /DOK. HUMAS UPI

Baca Juga: Diabetes Tipe 2 Dapat Dicegah Dengan Minum Kopi

Oleh karena itu pemodelan dan simulasi sistem energi telah mendapat perhatian penelitian yang signifikan. Metode simulasi dan komputasi berbantuan komputer hampir diperlukan dalam semua domain enjinering, misalnya dalam bidang sistem tenaga listrik.

Metode komputasi konvensional dan kecerdasan buatan banyak digunakan untuk memecahkan permasalahan mulai dari sisi pembangkitan, penyaluran energi listrik, sampai pada sisi konsumen.

Pada sisi pembangkitan metode komputasi digunakan untuk melakukan desain pembangkit thermal, misalkan desain Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mulai dari perhitungan neutronic, transfer panas dan thermal hidrolik, hingga simulasi keselamatan reaktor.

Pada sistem pembangkit konvensional, metode komputasi dilakukan untuk mensimulasikan sistem koordinasi antara pembangkit hidro dan pembangkit termal untuk mendapatkan harga operasi yang minimum.

Untuk mendapatkan harga ekonomis dalam operasional pembangkitan, metode komputasinya dikenal dengan economic dispatch. Pada sisi penyaluran energi listrik, pendekatan komputasi dilakukan untuk melakukan studi aliran daya, prediksi beban listrik jangka panjang, prediksi beban listrik jangka menengah, dan prediksi listrik jangka pendek.

Baca Juga: Mandi Sekali Sehari Meski Dianggap Jorok Ternyata Bermanfaat Bagi Kesehatan

Pada sisi konsumen penerapan metode komputasi lebih banyak lagi, misalnya digunakan untuk memprediksi kebutuhan energi sebuah gedung. mendisain penerangan jalan umum hemat energi, sistem smart-grid dan lain-lain.

Riset komputasi energi pada masa yang akan datang akan menuju era komputasi cerdas (intelligence computation) berbasis algoritma machine learning dan deep learning.

Berkembangnya sains terbuka termasuk mudahnya mendapatkan data penelitian, dikarenakan para peneliti sudah mulai membagi data (open data access) memberikan peluang bagi periset bidang sains komputasi memperoleh data yang sempurna.

Halaman:

Editor: LU Ali

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah