[Bagian 4] Perjalan Kupi Merdeka Sembalun, dari Ikhtiar Pengadaan Air Bersih Layak Minum sampai Gempa Lombok

- 28 Agustus 2021, 08:45 WIB
Perjalan Kupi Merdeka Sembalun, dari Ikhtiar Pengadaan Air Bersih Layak Minum sampai Gempa Lombok pada tahun 2018
Perjalan Kupi Merdeka Sembalun, dari Ikhtiar Pengadaan Air Bersih Layak Minum sampai Gempa Lombok pada tahun 2018 /Facebook.com/Kholid Karyadi

WARTA LOMBOK - Tulisan ini langsung ditulis oleh owner Kupi Merdeka Sembalun, Lalu Kholid Karyadi, tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya.

Berikut ulasan sang owner yang selalu tampil dengan senyum penuh semangat tersebut.

Alhamdulillah setelah jeda beberapa minggu karena persiapan acara KOPI MERDEKA yang lumayan menyita waktu dan pembenahan yang harus dilakukan paska acara, malam ini baru saya melanjutkan cerita perjalanan kopi 4. Tema setelah “materi kopi” sebenarnya lumayan banyak tapi saya mulai dari air dan akses jalan menuju Kebon Kupi Sembalun.

Baca Juga: [Bagian 1] Perjalanan Kopi Merdeka Sembalun, dari Tradisi Sasak dengan Bertamu dan Ngopi Berkali-Kali

Baca Juga: [Bagian 2] Perjalanan Kopi Merdeka Sembalun, Kang Ayi: Saya Kembalikan Bibit Kopi Sembalun

Air Bersih, Akses Jalan dan Penerangan hal pokok yang wajib dibutuhkan, apapun yg akan dilakukan tanpa 3 hal pokok diatas akan sulit sekali tercapai. Foto klosure baris pertama merupakan kondisi asli lahan kebon kupi sebelum ada bangunan, baris kedua adalah kondisi mata air dan jalan tanah.

Pertama kali masuk ke Sembalun sebelum menyelesaikan akad jual beli tanah, yang saya tanyakan adalah sumber air, alhamdulillah jorong termasuk daerah sumber air Sembalun Bumbung, dengan adanya mata air Nap-Nap dan Urat Lomboq. Mata air nap-nap adalah sumber air bersih dan mata air urat lomboq lebih banyak untuk pertanian.

Masalahnya adalah mata air nap-nap berada diseberang bukit dan urat lombok berada sekitar lebih dari 1 KM dari kebun kupi dan blom adanya jaringan air bersih kesekitar kebon kupi.

Syukurnya disebelah barat laut kebon kupi ada mata air kecil (debit sktr 0,5 inc) yang tdk dimanfaatkan warga, dan papuk kalni sebagai pemilik tanah mengikhlaskan 5 are tanahnya (dilokasi mata air) untuk dibeli.

Baca Juga: [Bagian 3] Perjalanan Kopi Merdeka Sembalun, Mengenal Tokoh-Tokoh Kopi di Pulau Lombok

Dengan bantuan Papuk Kalni sekeluarga (amaq wafiq, amaq ojan, amaq fima Coffe Jo ), amaq arsad Parizal Amin dan pak kadus jorong Hammam Samsuddin kami membuat tanggul dan memasang pipa air bersih dan tandon air.

Seingat saya waktu itu mungkin kali pertama adek saya A'rahman Dongklok kesembalun untuk mengantarkan pipa dan tandon. Tandon kedua dibeli dari bepe Lalu Usman Ali tandon fiber biru 2000 liter yg sudah pecah dan dirakit kembali oleh om Mahyudin pengrajin kapal fiber ampenan (sebenarnya tandon ngak beli, hanya mengganti biaya angkut).

Alhamdulillah sampai hari ini saya tidak pernah memasak air untuk minum karena saya percaya air tersebut sangat bèrsih, keluar dari celah batu dan sangat segar bila dibanding minuman kemasan (bisa langsung diminum dari kran air).

Program pertama jalan yang masuk ke jalur ini adalah bantuan kanda @Mertawani (Anggota DPRD Lotim perwakilan Sembalun dari fraksi PAN priode 2014-2019), dengan dana itu 2 tanjakan yg menyulitkan masuknya mobil/pickup/dump truck dimusim panas apalagi musim hujan dapat diselsekan oleh warga sekitar dengan bergotong royong (salah satunya foto pertama baris kedua).

Baca Juga: Kembali ke Manchester United, Ronaldo Tulis Pesan Mengharukan untuk Juventus

Foto baris ke 4 adalah kondisi sungai dan pembangunan jembatan (kokoq dongol; nama yang disematkan masyarakat Sembalun) sungai ini sangat unik karena tidak setiap musim penghujan dialiri air, akan tetapi pada tahun tahun tertentu (ada yang bilang 5th sekali), bila pada musim hujan sungai ini (kokoq dongol) dialiri air maka akan jadi pertanda akan adanya banjir yang akan melanda areal persawahan sembalun bahkan pernah sampai merusak rumah warga dan memakan korban jiwa.

Pembagunan jembatan dengan bentang 3 meter merupakan jembatan sederhana dan tidak sulit, akan tetapi kedalaman yang mencapai 7 meter dan 9 meter dari dasar pondasi merupakan pekerjaan sulit bagi saya pribadi ditengah keterbatasan dana yang ada.

Bahan pertama yang ada berupa besi ulir 16 sisa potongan proyek om Boim Imtihan dan om Suhardi Gunawan, setelah dihitung-hitung sisa besi yang ada bisa mencukupi untuk pembuatan jembatan gaya belanda (struktur pelengkung/arch structure) dengan penambahan pembesian.

Baca Juga: Program Beasiswa NTB Buka Kesempatan Putra Putri Daerah Studi ke Luar Negeri

Dengan bermodal potongan besi sisa proyek ditambah sedikit bonek alhamdulillah dimulailah pembuatan jembatan ditengah kondisi jalan yg masih tanah dan berbatu (foto pada baris ke 2-3), bila musim hujan kami harus menabur pasir atau sisa penggilingan gabah padi atau abu sisa pembakaran bata agar material bisa sampai dilokasi. Tantangan yang luar biasa, akan tetapi harus tetap dihadapi dan disiasati, alhamduliĺah sekitar pertengahan juli 2018 pembangunan jembatan selsai.

Minggu pagi hari tanggal 29 Juli 2018, kami berencana memasang/mengecor gerbang (sabtu tanggal 28 Juli saya berangkat ke Sembalun dengan keluarga lengkap; bersama mamiq, mamaq Hajjah Nurhasanah , istriku Sri Mandalike , adek Zaki RL, bapak tukang yang luar biasa bepe Lalu Ishak).

Pagi hari ketika minum kopi selesai sarapan tiba-tiba gempa 6,4 SR tèjadi hingga membatal rencana pemasangan gerbang dan gempa besar 7,0 SR tanggal 5 Agustus merobohkan sayap jembatan dan yang belum kering dan beton molen pinjaman gratis dari pak kadus Matoa (kadus Dasan Daye Sembalun Lawang) sampe terpental kedasar sungai. Sehingga sayap jembatan harus dibangun kembali dan harus mengurug kembali sekitar 40 dam tanah untuk meratakan kembali badan jembatan. Alhamdulillah jembatan akhirnya dapat diselesaikan beberapa bulan setelah gempa melanda (menjelang akhir tahun 2018).

Baca Juga: Beredar Foto Hot Gopi dan Ahem yang Bikin Penggemar Histeris, Gia Manek dan Mohammad Nazim Terlihat Bahagia

Bagi anda para penikmat kopi, disilahkan hadir di Kupi Merdeka bukit Sembaun Bumbung, anda bisa menikmati pemandangan dengan suasana alam dan keindahan yang luar biasa.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Facebook @Kholid Karyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x